Timika, Antarpapua.com – Pembukaan program pelatihan apprentice Papuan Bridge Program (PBP) Youth Entrepreneurship Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) PT Freeport Indonesia (PTFI) diikuti 127 peserta atau siswa.
Pembukaan program pelatihan ini digelar di Gedung Multipurpose Building, Kota Kuala Kencana, Mimika, Papua Tengah, Jumat (3/5/2024).
Sebanyak 490 calon perseta mendaftar yang lolos kesehatan sebanyak 130 hingga tersisa 127 orang. Dari 127 orang terdapat 26 perempuan sisanya 101 pria.
127 ini akan magang di bidang alat berat 22 orang, mesin pabrik 24 orang, elektrik 10 orang, operator alat berat 30 orang, mainers 19 orang, dan pengelasan 22 orang.
General Superintendent Nemangkawi Mining Institut, Susan Kambuaya pada kesempatan itu mengatakan, IPN adalah lembaga pelatihan kerja PTFI di bidang pertambangan.
“Jadi IPN hadir untuk memberdayakan SDM lokal kepada mereka yang siap bekerja sehingga pelatihan ini sangat penting dilakukan,” ujar Susan kepada Antarpapua.com.
Ia mengatakan, proses pelatihan dilakukan peserta pelatihan berlangsung selama 1 tahun oleh karena itu para siswa dapat menggunakan kesempatan ini dengan baik didukung memiliki sikap positif selama berada di IPN.
“Kami lakukan penerimaan di akhir tahun 2023 di bulan Agustus bekerja sama dengan Disnakertrans Mimika dengan sasaran pesisir dan pegunungan,” ucapnya.
Sementara Vice President Sustainable Development PTFI, Nathan Kum mengatakan, hampir 3 tahun PTFI tidak melakukan pelatihan siswa di Nemangkawai karena adanya Covid-19 sehingga ini merupakan momen penting mengembangkan jati diri anak-anak.
Dikatakan, proses seleksi cukup panjang dan tidak mudah seperti apa yang dipikirkan tetapi berkat dukungan lembaga dan tokoh masyatakat yang telah membantu merekrut anak-anak untuk melanjutkan program ini.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri oleh karena itu perlu adanya kolaborasi antara semua pihak,” kata Nathan Kum.
Nathan menyebut, komitmen dari PTFI kedepan akan memperkerjakan 80 persen karyawan khusus untuk Amungme dan Kamoro. 20 persen lainnya itu lima suku dan warga lain berdomisili di Mimika.
“Mari kita sama-sama mendukung program ini agar operasi tambang bisa berjalan terus,” katanya.
Ia mengatakan, proses seleksi program pelatihan apprentice Papuan Bridge Program (PBP) Youth Entrepreneurship Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) banyak selaki mendaftar tetapi yang terpilih hanya 127 orang.
“Kami ucapkan terimaksih kepada Disnakertrans Mimika untuk berkolaborasi merekrut anak-anak. Ada enam program sudah di buka di IPN yang akan di pelajari oleh siswa selama satu tahun kedepan.”
“Saya berpesan kepada semua peserta agar melalui pelatihan ini kalian bisa sukses kedepan. Selama latihan siswa harus disiplin dan menekuni proses yang ada sehingga nantinya semua bisa berhasil,” tuturnya.
Menurutnya, ini kesempatan buat adik-adik karena masih banyak orang mengantri diluar untuk mendapatkan kesempatan ini.
Belum ada kata terlambat jika kita masih berusaha untuk menjadi lebih baik.
“Kepada para peserta saya harap agar tetap memperhatikan kesehatan dan jangan mengkonsumsi minuman keras. Ini sesuai dengan SOP di area perusahan PTFI,” ucapnya.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Mimika, Paulus Yanengga mengatakan, PTFI memberikan suasana baru dengan mengambangkan SDM untuk anak-anak asli Papua di Kabupaten Mimika dan sekitarnya.
Lanjutnya, PTFI hadir sudah lebih dari 50 tahun di mana, sejak jadi kepala dinas orang selalu bertanya apa saja dilakukan PTFI untuk orang Papua.
“Hari ini sudah terbukti bahwa, PTFI terus berkomitmen memberikan perhatian khusus kepada anak-anak Amungme Kamoro dan lima suku kekerabatan di kabupaten Mimika.”
“Saya harap adik-adi yang sudah berada di lokasi pelatihan IPN harus bersungguh-sungguh menjalani pelatihan,” katanya.
Kedepan lanjut Paulus, pemerintah dan PTFI harus berdiskusi banyak agar bisa melahirkan anak-anak hebat berasal dari Mimika.
Menurutnya, pelatihan untuk orang asli Papua ini menggunakan dana otsus di mana selama ini telah berjalan dengan baik.
“Saya harap karakter peserta pelatihan yang sebelumnya tidak baik tolong di rubah. Jangan sampe 10 tahun kedepan tidak ada lagi pekerja orang asli Papua di PTFI karna kita tidak mungkin cari keluar di daerah lain,” harapnya.
Paulus pada kesempatan itu menitipkan anak-anak kepada PTFI agar diperhatikan dan membimbing mereka dengan baik hingga sukses,” tandasnya. (Acel)