Timika, APN – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Timika mencatat, dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, cuaca di Timika dipengaruhi angin dari wilayah tenggara, atau dari daratan Benua Australia.
“Angin itu menyebabkan uap air cenderung bertiup dari laut menuju daratan, sehingga uap air yang dibawa dari lautan selatan Timika akan menabrak pegunungan di bagian Utara. Sehingga terjadinya penumpukan air di atmosfer dan sering terjadi hujan di sore hari,” kata Forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Timika, Dwi Christanto saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (8/9/2022).
Dwi mengatakan, data tersebut merupakan data sejak klimatologi pertama BMKG Stasiun Meteorologi Timika sejak tahun 1985. Hingga klimatologis kedua, BMKG Stasiun Meteorologi Timika mencatat karakter iklim di wilayah Kabupaten Mimika seperti yang dijelaskan.
Dwi menambahkan, puncak musim penghujan tertinggi biasanya terjadi pada bulan Juli dan Agustus. Namun di Kabupaten Mimika bisa dikatakan musim hujan sepanjang tahun, karena meskipun berada pada musim keringnya, wilayah Kabupaten Mimika tetap berpotensi turun hujan akibat faktor lokal yang sering terjadi di Mimika.
“Mimika cenderung sering dilanda panas secara berlebihan disiang hari pada Bulan November, akibat terjadi gerak semu pada matahari. Yang mana posisi Timika pada bulan November berada di lintang selatan sementara matahari berada pada garis yang sama, maka energi matahari yang dihasilkan ke bumi akan lebih banyak,” ungkapnya.
“Lain halnya dengan bulan Juni, posisi matahari berada di Belahan bumi Utara, Sedangkan posisi Timika berada di belahan bumi Selatan. Pola hujan di Mimika juga memiliki sifat Non Zoom dan tidak mempunyai batas yang jelas antara kemarau dan musim penghujan,” tutup Dwi.