Timika, APN – Sebanyak 39 putra-putri Asli Papua dari Amungme dan Kamoro serta 5 suku kekerabatan mengikuti Nemangkawi Apprentice Program 2023 yang berada dibawah naungan PT Freeport Indonesia (PTFI).
Perwakilan PTFI Indonesia yang juga Vice President of Community Relations/Social responsibility Engel Enoch mengatakan program apprentice tahun 2023 merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal khususnya putra-putri asli Papua.
“Adanya PTFI di Mimika ini terjadi banyak perubahan dulu mungkin orang tidak banyak yang datang (ke Mimika) tapi sekarang banyak yang datang karena adanya PTFI, karena kesempatan kerja yang terbuka yang terjadi akhirnya banyak orang-orang kita (suku asli) tidak mendapatkan kesempatan, akhirnya ini dilihat oleh perusahaan, kemudian dilaksanakanlah program apprentice (pelatihan),” ujarnya dalam pembukaan Nemangkawi Apprentice Program 2023 di LIP, Kuala Kencana, Kamis (5/1/2023).
Engel melanjutkan pada awal program pelatihan dilaksanakan pihaknya masih menerima peserta didik dengan minimal pendidikan SD, SMP bahkan tidak bersekolah.
“Namun sekarang sudah berubah, minimal kita menerima lulusan SD, SMP SMA, karena persaingan dunia kerja mengharuskan kita untuk berkompetisi tidak bisa lagi bicara lagi kita orang Papua jadi harus dapat hak kesulungan. Kita semua saat ini harus menghadapi persaingan,” tegasnya.
Engel juga mengungkapkan persaingan bahkan dimulai saat mendaftar program pelatihan. “Adik-adik tadi 2400 yah, akhirnya bersaing lagi untuk bisa masuk disini (program pelatihan) artinya kalian orang-orang terpilih, tapi ini bukan akhir perjuangan kalian (peserta), untuk maju kita juga harus memiliki pola pikir yang berbeda,” ungkapnya.
Engel berpesan melalui program pelatihan peserta dalam belajar selain kemampuan juga tentang pola pikir. “Mindset (pola pikir-red) harus berkembang, pola pikir harus banyak belajar, berjuang, tidak mudah menyerah,” ucapnya.
Sementara itu, Senior Manager Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) PTFI Soleman Faluk mengatakan durasi program Apprentice Tahun 2023 dirubah menjadi 1 tahun pelatihan yang dahulu ditempuh selama 1,5 Tahun. Hal ini menurutnya dilakukan agar para peserta bisa lebih cepat mendapatkan peluang kerja.
“Jadi kita (IPN) melihat peluang-peluang di tahun depan, kalau kita buat 1,5 tahun itu opportunity (kesempatan) akan hilang, tetapi dengan membuat setahun bukan berarti menurunkan kualitas, tetapi kita maksimalkan kompetensi yang dituntut hari ini, sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” jelasnya.
Soleman menjelaskan sebelum mengurangi durasi pelatihan pihaknya terlebih dahulu melakukan peninjauan kompetensi apa yang dibutuhkan dunia kerja.
“Kalau yang kemarin itu pola lama, sekarang kita pakai pola baru jadi user (perusahaan) butuhnya apa, itu yang kami jadikan materi,” katanya.
Ditanya soal kesempatan dan jaminan kerja, Soleman mengaku pihaknya tidak berjanji kepada para peserta. “Kami tidak berjanji karena ini kan lembaga pelatihan jadi tugas kami melatih dan meluluskan,” paparnya.
Dalam program pelatihan yang dilaksanakan Soleman menyebut ada dua metode yang dilakukan yakni penjabaran materi dan praktek lapangan yang melibatkan kontraktor maupun sub yang berafiliasi dengan PTFI. “Jadi tidak hanya dalam kelas saja tetapi juga di lapangan,” ujarnya.
Dalam program pelatihan tahun 2023 ini hanya 39 orang yang berhasil lolos menjadi peserta dari target 56. “Jadi banyak yang gagal di tes psikologi, targetnya kita 56, tapi yang diterima 39, yang mendaftar itu 2400 lebih. Terakhir kita dapat 120 lebih tapi gagal di medical tes (tes kesehatan),” tutupnya.