Timika, antarpapuanews.com – sebanyak 6 anggota DPRD Mimika, dari komisi C, Selasa (28/7) meninjau langsung lokasi banjir yang menyebabkan jalan Trans Nabire yang menghubungkan Kabupaten Mimika dan Kabupaten Deiyai terputus dua hari lalu.
Hujan yang mengguyur Timika selama sepekan lebih, mengakibatkan banjir tidak hanya didalam kota, tapi juga juga di jalan Trans Nabire yang mengalami banjir yang paling terparah.
Mewakili warga Yonathan Wamuni kepada anggota DPRD Mimika mengatakan, saat ini dirinya dan keluarga lainnya tidak bisa kembali ke PT PAL lantaran jalan terputus.
Saat ini banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan dari pemerintah, seperti bahan makanan dan tempat.
“Saat ini yang kami butuhkan itu makanan,” kata Yonathan yang dikutip saat bertemu dengan dewan.
Ia menjelaskan, yang perlu di lakukan saat ini yaitu mengevakuasi warga yang berada di lokasi tersebut, untuk mengantisipasi banjir susulan serta membuat jalan darurat sebagai jalan alternatif untuk menghubungkan jalan trans Nabire yang saat ini terputus, namun sebelumnya harus dilakukan acara adat.
Sebab kata dia, banjir tersebut bukan hanya karena alam, tapi ini merupakan imbas dari pembangunan jalan Trans Nabire karena belum dilakukan acara adat.
“Buat jalan baru diluar kali pindah-pindah sini, kemarin itu ada kepala suku sudah berdoa dan angkat tangan itu yang air bisa pindah,” ungkapnya.
Melihat kondisi banjir yang terjadi di jalan Trans Nabire, Ketua Komisi C DPRD Mimika Elminus B Mom mengatakan, pihaknya akan mengundang beberapa OPD terkait guna melihat masalah banjir dan penanganan warga yang terkena banjir.
“Kami akan undang dinas terkait untuk kita bicara tentang darurat banjir, bagaimana dari dinas bisa turun sesuai bidang masing-masing, dinas PU, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan, BPBD, Bappeda, Distrik Iwaka dan Distrik Kuala,” kata Elminus usai kunjungan, Selasa (28/7).
Menurutnya, Untuk membuka akses bagi warga yang terisolir di wilayah PT PAL, dan sekitarnya, pemerintah harus melihat lokasi lain untuk membuka akses sementara bagi warga
“Ada beberapa alternatif yang diambil oleh pemda, jalan yang tadi itu memang ikut pinggir kali, jadi lebih baik tidak usah bikin, bagusnya buat jalan baru, jalan disana itu antar kabupaten, jadi disitu ketemu di Deiyai dan menghubungkan beberapa kabupaten, jadi berikan kesempatan kepada pemerintah untuk merencanakan membangun kembali jalan baru,” terangnya.
Dari pantauan, sebanyak 2 kilo lebih jalan mengalami kerusakan parah, yang mana, ada satu ruas jalan yang mengalami longsor.l, hingga membuat warga yang hendak ke Timika harus berjalan kaki melewati aliran sungai.
Selain itu waega juga mengeluhkan tidak ada transportasi bagi warga yang hendak ke Timika, akhirnya banyak warga yang harus menggunakan kendaraan roda dua untuk mencari kendaraan agar bisa menjemput keluarga mereka. (rik)