Timika, APN – Kasus Covid-19 di Kabupaten Mimika terus merangkak naik, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra mengatakan kasus covid di Mimika naik menjadi 23 kasus.
“Rata-rata bulan lalu di angka 4-5 kasus, sekarang naik menjadi 23 yang sebagian besar sedang menjalani isolasi mandiri,” katanya saat ditemui di Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Mimika, Senin (25/7/2022).
Rey melanjutkan berdasarkan laporan, kasus kebanyakan ditemukan di Klinik Kuala Kencana dan Rumah Sakit Tembagapura
“Semua (penderita) melakukan isolasi mandiri dan ada isolasi terpusat. Puskesmas Mimika juga ada (kasus covid-19). Kita bersyukur bahwa meskipun terjadi peningkatan tapi masih bisa dikendalikan,” ujarnya.
Kasus Covid 19 kata Rey bisa dikendalikan dengan cara pemberian vaksin. Ia pun memaparkan cakupan vaksinasi di Mimika khusus dosis 2 hampir mendekati 70 persen, sementara dosis ketiga Untuk dosis 3 atau booster masih sekitar 20 persen.
“Apa lagi sekarang dengan peraturan penerbangan, sangat baik jika kita mendapatkan akses untuk vaksinasi,” katanya.
Rey memaparkan pola penularan covid-19 di Kabupaten Mimika sudah sejak 2020 lalu teridentifikasi yakni apabila terjadi kenaikan di pulau Jawa maka kasus di Mimika akan meningkat.
“Tapi pandemi kali ini sudah bisa kita kendalikan dengan langkah-langkah strategis yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten mengikuti arah kebijakan pemerintah pusat,” paparnya.
Ditanya soal kemungkinan mereka yang menderita covid-19 terpapar virus jenis jenis baru yakni BA.4 dan BA.5, Rey mengatakan hal tersebut kemungkinan bisa terjadi melihat pola peningkatan kasus.
“Bisa saja, jika dilihat dari pola kasus tersebar sehingga terjadi peningkatan atau dapat dikendalikan, dan hasil yang sudah dirilis oleh Kemenkes, mengingat mobilitas penduduk kan sangat berhubungan sekali kemudian penerapan prokes juga,” katanya.
Kendati ada kemungkinan Rey mengaku khsus di Mimika pihaknya belum melakukan tes berkaitan dengan hal tersebut.
“Sehingga ada kemungkin (BA.4-BA.5) tapi di sini kami belum melakukan pemeriksaan, tapi saya pikir polanya sama. Intinya jangan sampai peningkatan jumlah orang yang dirawat dengan gejala sedang sampai berat dan kritis kemudian kematian,” tutupnya.