Timika, Antarpapua.com – Maikel Wauteyau, merupakan seorang pemuda asal Suku Kamoro pertama, yang berhasil mewujudkan mimpinya sebagai pilot.
Singkat cerita tentang anak muda yang satu ini, Maikel lahir pada tanggal 16 mei 1999 di Kampung Aikawapuka, Distrik Mimika Timur Tengah.
Maikel sendiri merupakan anak dari pasangan suami istri bernama Ernius Wauteyau dan mama Agusta Tawareyau. Maikel merupakan anak kedua dari delapan bersaudara.
Menginjak usia kanak-kanak, Maikel mengawali pendidikannya di SD Inpres Aikawapuka. Setelah lulus SD, ia sekolah di SMP Negeri Atuka kemudian lanjut ke SMA Katolik Santa Maria.
Demi mewujudkan cita-cita sebagai pilot, setelah 12 tahun di bangku sekolah, ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Kampus Akademi Penerbangan Indonesia Banyuwangi.
“Waktu itu dari YPMAK minta ada 11 orang kalau tidak salah, kita ada 5 orang dari pesisir pantai dan juga ada pegunungan. Di situ kami dibawa ke Jakarta, di situ kita simulasi apa pokoknya, tes medis apa segala macam dan salahsatunya putera Kamoro saya sendiri yang lulus. Dan teman-teman saya dari pegunungan ada 3 orang, tapi satu ya namanya pendidikan mungkin ada yang mentalnya down, jadi sisa 2 orang, ditambah saya 3,” kata Maikel saat menceritakan perjalanannya kepada media ini, Senin (14/8/2023).
Maikel menceritakan, untuk menjadi seorang pilot tentu sangat tidak mudah. Pasalnya, mereka harus meladeni pendidikan semi militer selama menyusuri jalannya pendidikan dengan adanya disiplin waktu, gaya hidup hingga ketekunan.
Keberhasilan seorang Maikel tidak terlepas dari dukungan serta doa dari kedua orang tua. Selama 3 tahun lamanya, dia akhirnya menuntaskan studi penerbangannya dan kembali ke Timika.
Maikel sendiri mengatakan, ia pertama kali menerbangkan pesawat usai menghadapi semua teori tentang penerbangan, yakni dengan rute Banyuwangi ke Kota Solo.
Selanjutnya, ia kembali menerbangkan pesawat dari Banyuwangi ke Madura, Banyuwangi-Lombok hingga Sumbawa. Di situlah ia akhirnya mendapatkan 3 lisensi sekaligus dalam penerbangan. Yakni Private Pilot License (PPL), Commercial Pilot License (CPL) dan Instrument Rating (IR).
Saat ini, Maikel sudah lulus dari akademi penerbangan tersebut dan sudah kembali ke Timika. Maikel sudah punya jam terbang sebanyak 170 jam.
Masyarakat Suku Kamoro patut berbangga, sebab Maikel yang berhasil mengantongi impiannya untuk dapat terbang tinggi bersama burung besi itu, bukan mengatasnamakan Kampung Aikawapuka ataupun dirinya secara pribadi, melainkan membawa nama Suku Kamoro terbang lebih tinggi.
Maikel yakin dan percaya, dengan percaya diri yang dia punya, akan membawanya untuk terus menunjukkan kepada publik bahwa orang Kamoro yang mayoritas kehidupannya bercengkrama dengan laut, juga bisa terbang tinggi dengan burung besi.