Timika, APN – Menganggap Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (LEMASA) mati suri, sejumlah tokoh Amungme menggelar Musyawarah Adat (Musdat) Lemasa di Hotel Cartenz, Jl. Budi Utomo, Mimika, Kamis (19/1/2023).
Mandataris Tim Konsolidasi Lemasa, Menuel John Magal menyatakan, Musdat tersebut digelar karena lembaga besar yang menaungi masyarakat adat Suku Amungme ini dianggap tidak lagi aktif. Bahkan, beberapa tahun belakangan sejak Musda terakhirnya di tahun 2007 silam, program kerja kepengurusan Lemasa dianggap tidak berjalan.
Karenanya, Musdat bertujuan untuk mengembalikan roh Lemasa agar dapat mendongkrak kembali kualitas masyarakat Amungme dari 14 wilayah adat yang tergabung dalam Lemasa.
“Satu-satunya lembaga yang masih relevan untuk membangun masyarakat ini adalah Lemasa itu sendiri, tapi Lemasa ini kan kepentingan banyak orang itu diperkerdilkan peranannya makanya dia tidak berperan dengan baik sehingga susah untuk bangun masyarakat,” terang John saat wartawan di sela-sela Musdat.
Menurut John, Musdat ini selain untuk mengusung keberlanjutan tongkat estafet kepemimpinan, juga untuk membahas 5 topik utama yang dianggap penting dalam program kerja Lemasa sendiri, diantaranya adalah Adat dan Budaya, Pendidikan dan Kesehatan, Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Ekonomi dan Bisnis serta Hukum, Ham dan Politik.
John berharap, setelah digelar Musdat para pengurus yang terpilih dapat segera bekerja dengan baik dan membangun relasi bersama lembaga-lembaga serta elemen-elemen terkait yang ada termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika.
Sementara itu, Ketua Panitia Musdat, Bosco Pogolamon mengatakan, pihaknya telah membuka pendaftaran kandidat sejak seminggu yang lalu. Dimana hanya tiga orang yang mendaftarkan diri yakni Frans Pinimet, Yopi Magal dan Yohanis Wantik. Selanjutnya, tiga nama tersebut akan diserahkan kepada pimpinan sidang untuk proses pemilihan.
“Kami dari panitia sendiri merasa banyak orang Amungme yang terdidik dan terpelajar, tetapi tidak ada yang daftar,” kata Bosco.
Menurutnya, banyak orang Amungme yang terdidik maupun terpelajar namun belum berani menanggung semua risiko dan bertanggung jawab terhadap kondisi dan situasi Amungme saat ini.
“Yang terdaftar ini sangat luar biasa bagi saya, dia mau bertanggung jawab untuk orang Amungme,” pungkasnya.