Timika, APN – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai garda terdepan dalam inisiatif-inisiatif pemerintah, hadir di tengah masyarakat dengan perannya yang signifikan, baik bagi perkembangan perekonomian nasional maupun penerimaan negara. Oleh sebab itu BUMN adalah penggerak atau lokomotif kebangkitan ekonomi di masa depan.
Menurut keterangan pers yang diterima antarpapuanews.com pada Rabu (5/10/2022) malam. Beberapa BUMN mendapatkan penugasan khusus dari Pemerintah untuk memberikan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya golongan menengah ke bawah hingga daerah perintis.
Terkait dengan itu, Anggota Komisi VI, DPR RI, yang membidangi ekonomi, Trifena M Tinal, menggandeng BUMN, untuk menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai peran BUMN sebagai kebangkitan ekonomi masa depan.
Sosialisasi ini melibatkan ratusan warga Timika dari berbagai kalangan, khususnya para pelaku usaha kecil menengah.
Sosialisasi dilaksanakan di salah satu ruang pertemuan di Jalan Hasanuddin, Rabu (5/10), dengan menghadirkan narasumber dari BRI Timika, Slamet Widodo, selanjutnya Vania Luphita Rumbino dari Pegadaian Timika dan Samuel Yogi dari Dinas Koperasi dan UKM.
Trifena M Tinal mengatakan, sosialisasi dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat mengenai program BUMN dalam memimpin program penanganan Ekonomi Nasional, sehingga menumbuhkan kembali kepercayaan para pelaku bisnis dan ekonomi bawah pemerintah serius dalam pemulihan ekonomi.
“Ini adalah wujud nyata sinergi BUMN sebagai perpanjangan tangan pemerintah dengan lembaga pemerintah pusat, daerah dan swasta. Sosialisasi ini adalah senjata utama program percepatan perputaran roda ekonomi sampai ke daerah terpencil.
Sebagai perpanjangan tangan pemerintah, BUMN sangat strategis dan memiliki kemampuan sebagai lokomotif untuk menjalankan berbagai program, yang sudah sangat dinanti rakyat,” katanya.
BUMN menurut Trifena adalah motor penggerak yang luar biasa, dengan setidaknya memiliki kekuatan sepertiga ekonomi nasional. Selain itu infrastruktur BUMN paripurna dan tak tertandingi di berbagai bidang dan menjangkau jaringan macanegara hingga pelosok daerah dan pulau-pulau terluar.
“Jadi meski tugas menjalankan program untuk mengatasi krisis akibat Pandemi Covid-19, tetapi bagi BUMN bukan suatu yang mustahil untuk mengatasi kebuntuan,” ucapnya.
Selaku narasumber Slamet Widodo mengatakan BRI terdepan dalam mendorong inklusi keuangan. Katanya BRI memiliki visi menjadi “The Most valuable Banking Group in Southeast Asia” & “Champion of Financial Inclusion” pada 2025. Salah satu visi untuk menjadi “Champion of Financial Inclusion”, BRI menyadari bahwa hal tersebut dapat mendorong pemerataan kemakmuran bagi bangsa Indonesia.
“Visi BRI tersebut memang sejalan dengan visi pemerintah yang mencanangkan tingkat inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024. Dalam mewujudkan peningkatan inklusi keuangan tersebut, juga harus diikuti peningkatan literasi keuangan. Kalau menurut data OJK literasi keuangan baru mencapai 38,03 persen pada 2019, meningkat dari 29,7 persen pada 2016,” katanya.
Slamet menyebut BRI setidaknya memiliki 3 strategi utama dalam upayanya meningkatkan financial literasi index.
Pertama, mengembangkan Agen BRILink menjadi 600 ribu hingga akhir 2022 di seluruh Indonesia. Kedua, BRI pun akan mengembangkan digital advisor atau penyuluh digital. Dengan tugas mengajari masyarakat untuk buka rekening dan bertransaksi secara digital, serta mengajarkan masyarakat melakukan pengamanan agar terhindar dari kejahatan digital. Ketiga, BRI berupaya secara konsisten mengembangkan ekosistem bisnis secara digital. Sehingga transaksi keuangan harian nasabah terus-menerus dilakukan secara digital, untuk menjamin keberlanjutan dari proses keuangan digital di masa depan.
Agen laku pandai milik BRI atau Agen BRILink merupakan hybrid channel dari BRI secara brancless banking. Melalui Agen BRILink masyarakat dapat menikmati layanan/jasa transaksi keuangan layaknya layanan bank di agen-agen/mitra Agen BRILink secara lebih dekat.
Disampaikan, disamping memiliki Agen BRILink, BRI juga menjadi induk Holding Ultra Mikro (UMi) yang dibentuk untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan.
“Terdapat 45 juta potensi nasabah ultra mikro yang dapat diberdayakan. Sekitar 15 juta di antaranya sudah dapat mengakses lembaga pembiayaan formal. Meskipun demikian, masih ada sekitar 12 juta pelaku usaha UMi yang mengakses pembiayaan informal termasuk rentenir, dan sekitar 18 juta pelaku usaha UMi lainnya belum tersentuh lembaga pembiayaan formal maupun informal. Di sinilah segmen UMi dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi BRI Group,” ungkapnya.
Setahun setelah terbentuk kata Slamet pada pertengahan September 2021, Holding Ultra Mikro (UMi) dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat inklusi keuangan.
Melalui Holding UMi ketiga entitas perusahaan yang tergabung memiliki lebih dari 16.900 unit gerai layanan fisik di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, 1.003 Co-Location Gerai Senyum dan lebih dari 70.000 tenaga pemasar juga dilengkapi dengan platform Senyum Mobile yang siap melayani pelaku usaha UMi.
Dalam prosesnya, BRI mensinergikan kinerja ketiga entitas dengan 3 tahapan, tahap pertama proses emporwering people. Hal ini dilakukan PNM dengan menyentuh kelompok usaha kaum perempuan lewat edukasi dan pendampingan.
Tahapan kedua adalah fase integrasi, yakni melalui perkembangan usaha, kebutuhan modal dapat dilayani oleh BRI dan Pegadaian. Pelaku usaha UMi dalam tahap ini memiliki pilihan dalam memperoleh pinjaman.
Ketiga adalah upgrade, yakni proses agar skala usaha dapat terus naik, misalnya segmen UMi menjadi segmen mikro, atau mikro ke kecil dan usaha kecil jadi menengah. Dengan demikian, Holding UMi dapat terus mendorong pelaku usaha meningkatkan skala bisnisnya agar dapat lebih besar dan semakin Tangguh.