
Timika, APN – Apriana Paijo atlet asal Pronvisi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang turun di Cabor atletik putri 3000 meter steeple chase (lari halangan rintangan) bersama rekannya menargetkan merebut emas dalam laga bergengsi PON XX Papua tahun 2021. Lomba ini berlangsung di Venue Atletik Mimika Sport Center (MMSC) di Kelurahan Timika Jaya, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika pada tanggal 5 -14 Oktober mendatang.
Target ini Apriliana Paijo menyampaikan saat ditemui media di sela-sela penjemputan Kontingen PON NTT di Terminal Bandara Mozes Kilangin, Sabtu (2/10).
Apriana mengaku persiapan menghadapi PON ini sudah sejak dua tahun lalu yang sebenarnya dilaksanakan tahun 2020 lalu, namun adanya pandemi Covid-19 terpaksa baru tahun 2021 ini dilaksanakan.
“Kami sudah siap 100 persen kakak untuk bertanding. Karena selama pandemi kami tetap latih seperti biasa,” tuturnya.
Mengenai persiapan, ujarnya sudah sangat baik semua atlet mengikuti program apa yang disampaikan oleh pelatih.
Ia menyebutkan atlet yang ikut dalam cabang olahraga atletik selain dirinya ada Nofriana Taunus di nomor 3000 meter steeple chase dan Ustan Wuli kategori putra. Selain nomor 3000 meter lari arah rintangan, ada juga 5000 meter, 10 ribu, marathon, 1.500 meter, estafet dan 800 meter serta 400 meter.
Di tempat yang sama, Johis Otemoesoe selaku Tim Manajer Kontingen PON XX Papua asal NTT menyebutkan, atlet dari NTT sebenar ada delapan orang namun satu orang dari TNI Angkatan Laut batal ikut lantas mengikuti pendidikan sehingga hanya tujuh orang.
Sebagai manajer tim, ia berharap dari tujuh ini bisa memberikan hasil terbaik bagi NTT dengan meraih medali.
“Rata-rata atlet ini belum punya pekerjaan tetap. Kecuali ada pelatih yang juga mantan atlet sekarang ada ikut sudah kerja,” katanya.
Ia mengaku dari tujuh orang ini, dua orang senior yang sudah pernah mengikuti PON Riau ke XVIII Tahun 2012 dan PON XIX di Jawa Barat, sementara lima lainnya yunior. Kedua mantan atlet PON Jabar dan Riau adalah Apriana Paijo dan Nofriana Taunus.
Johis mengakui persiapan atlet dengan adanya pandemi Covid-19 sempat mengalami hambatan membuat jadwal uji coba keluar NTT di Jawa tidak bisa terealisasi setelah adanya aturan PPKM. Pada hal, ini penting sekali untuk mendapat taman sparring. Akhirnya hanya uji coba di lokal namun tidak mendapat teman sparring sebanding.
Ia berharap, meskipun dengan persiapan seadanya ini paling tidak atlet NTT mampu menujukan performa terbaik demi mengharumkan nama NTT di level olahraga tertinggi tingkat Nasional empat tahunan ini.
“Kami tidak target emas, tapi minimal bisa raih medali tetap ada,” katanya.
Dikatakan, setiap tahun NTT selalu mengirim kontingennya meskipun belum meraih emas tetapi selalu saja ada yang mendapat medali.
Minimnya prestasi di bidang olahraga ini, katanya disebabkan faktor belum ada regenerasi secara berjenjang serta kurangnya perhatian dari pemerintah maupun support dari pihak swasta.
“Untungnya saat ini ada dukungan dari Teo Widodo dari swasta, seorang pengusaha muda. Tapi belum maksimal semampunya,” katanya.
Menurutnya, perhatian terhadap atlet paling utama adalah Pemerintah Daerah harus mensupport agar bisa melahirkan atlet-atlet muda berprestasi. (Anis/*)