Timika, antarpapuanews.com – Vice President Government Relation PT Freeport Indonesia, Jonny Lingga mengatakan, beberapa bulan lalu area Freeport masuk zona merah covid-19, kini sudah menjadi zona kuning, setelah kelompok kerja (pokja) yang dibentuk oleh manajemen Freeport melakukan penanganan serius berupa tes massal baik rapid test dan real time PCR kepada seluruh karyawan.
“Kita ada pokja (Freeport) tidak mengendorkan sedikitpun apalagi terjadi cluster di portsite kemudian di ‘low land’ (Kuala Kencana) dan telah kita tindak lanjuti dengan tes massal, bersyukur di Tembagapura justru sudah zona kuning dan tinggal 6 itupun tidak ada di RS,” kata Jonny saat ditemui usai rapat evaluasi penanganan covid di Hotel Grand Mozza, Rabu (23/9).
Ia menjelaskan, dalam kurun beberapa bulan terakhir, pokja yang dibentuk telah melakukan tes massal terhadap seluruh karyawan tanpa terkecuali, yang mana untuk real time PCR sendiri sebanyak 15 ribu lebih, sedangkan untuk rapid test-nya dua kali lipat dari PCR yakni 36 ribu, atau yang paling banyak untuk wilayah Papua.
Tentunya tes massal tersebut didukung dengan dua mesin PCR yang dikelola oleh 3 operator, yang mana dalam sehari dua mesin tersebut bisa melakukan tes terhadap 200 sampel.
Ia mengakui, hingga saat ini angka kesembuhan semakin meningkat namun masih ditemukan ada penambahan yang positif melalui adanya tracing kontak.
“Kita lakukan testing itu agresif saya sebut itu total PCR kita sejak kita ada mesin sampai per kemarin itu ada 15.555 ribu swab tes dan itu mungkin yang paling tertinggi di Papua dan untuk rapid testnya itu kita sudah hampir 36 ribu dan itu tidak berhenti,” jelasnya.
Selain upaya manajemen untuk memutus rantai penyebaran covid-19, tim yang dibentuk terus melakukan himbauan kepada para karyawan agar tetap mematuhi protokol Kesehatan dengan cara memakai masker saat berada diluar rumah, menjaga jarak dan selalu mencuci tangan, menjaga pola makan dan istirahat yang cukup.
Hanya saja yang menjadi tantangan saat ini kata Lingga, tugas pemerintah untuk meyakinkan masyarakat kalau covid-19 memang ada dan sangat berbahaya apabila tidak ditangani secara serius.
“Untuk itu caranya gampang saja, kita pakai masker kalau keluar rumah, cuci tangan, istirahat, jadi intinya kita mendukung apa yang diputuskan bersama, dan kita bersyukur saja akhirnya semua bisa ketemu dan menunjukan bahwa kabupaten Mimika adalah kabupaten yang terbaik dalam penanganan mitigasi corona,” kata Lingga. (mrc)