Timika, APN – Akibat banyaknya permintaan dari masyarakat akan obat anti malaria, obat kina disejumlah Apotek mulai kosong.
Penanggungjawab Apotek Kamoro yang ada di Jalan Belibis, Mimika Rahmadany mengatakan obat kina mulai kosong karena kebutuhan masyarakat akan obat anti malaria yang tinggi, setelah obat “biru” atau DHP juga mengalami kekosongan.
“Kina pun lagi kosong saat ini, karena obat biru kan kosong, kina udah dipakai yah kosong juga, kina ini kan produksi Kimiafarma, BUMNnya Pemerintah, itu ada (cabang) di Jayapura, itu pun juga kosong. Kemudian kalau obat biru itu kita mau yang swasta juga bisa pesan, tapi pasti didahulukan yang pemerintah dulu,” katanya saat ditemui wartawan di Jalan Belibis, Mimika, Rabu (24/8/2022).
Ditanya soal berapa stok obat kina Rahmadany tidak menjelaskan secara detail, Ia hanya mengungkapkan jika pihaknya tidak memiliki stok yang banyak karena saat itu masih tersedia obat biru.
“Kina tidak stok banyak, karena kemarin kan ada stok obat biru,” katanya.
Rahmadany mengaku akibat kekosongan jika ada pasien malarian yang datang ke apotek terpaksa dianjurkan ke apotek atau klinik terdekat lain.
Rahmadany mengungkapkan saat ini pihaknya sedang berusaha untuk memesan obat kina dari Surabaya.
“Biasanya akan berpengaruh pada harga karena ada ongkos kirimnya, kemudian kelangkaan, jadi bisa jadi harga naik juga. Kalau jualnya kami per dosis,” paparnya.
Senada, Penanggungjawab Apotek K24 yang berada di Jalan Hasanuddin, Septi mengatakan saat ini stok obat kina juga kosong.
Septi juga mengaku sebulan belakangan pihaknya hampir setiap hari melayani permintaan obat anti malaria tersebut.
“Kalau kina dua atau seminggu lalu masih ada, tetapi saat ini juga sudah kosong,” katanya.
Septi mengungkapkan meskipun kosong, sebenarnya pasien yang datang kebanyakan lebih memilih obat biru, namun karena obat biru juga sedang tidak tersedia akhirnya pasien pun membeli obat kina.
“Pasien lebih suka obat biru karena hanya tiga hari minumnya, kalau obat kina kan harus seminggu, jadi pasien lebih suka obat biru, tetapi karena tidak ada (obat biru) okelah akhirnya mereka mau diterapi (meminum) obat kina, dan ujung-ujungnya obat kina juga habis,” jelasnya.
Ditanya soal pemesanan Septi mengatakan pihaknya sudah mencoba namun menurutnya memang saat ini untuk obat anti malaria rata-rata sedang kosong khusunya di apotek.
“Kalau di klinik saya tidak tahu, kalau apotek saat ini rata-rata kosong,” ujarnya.
Ketika dikonfirmasi kemungkinan solusi jika Obat kina dan biru Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika belum memberikan jawaban.