BBM Naik, Angkot Jurusan Mapurujaya-Pomako Belum Berani Naikan Tarif

Antar Papua
Salah satu angkot yang terparkir di Jl. Poros Mapurujaya-Poumako (Jl. Yos Sudarso) Mimika,

Timika, APN – Naiknya Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi nampak belum merubah kebijakan tarif angkutan umum di Kabupaten Mimika. Salahsatunya adalah trayek Mapurujaya dan Poumako.

Saat ditemui di Jl. Poros Mapurujaya-Poumako (Jl. Yos Sudarso), Sabtu (10/9/2022), para sopir angkutan umum trayek Mapurujaya dan Poumako mengeluhkan tarif angkutan umum untuk kawasan Mapurujaya-Poumako yang diketahui saat ini belum berimbang.

Ditambah, belum adanya kebijakan dari pemerintah daerah menyangkut tarif angkutan umum di Kabupaten Mimika, khususnya trayek Mapurujaya-Poumako, sejak pemerintah pusat menaikkan harga BBM beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, para sopir-sopir angkot untuk trayek Mapurujaya dan Poumako ini mengaku belum berani mengambil kebijakan sendiri untuk menaikkan tarif angkot lantaran belum ada kebijakan pemerintah daerah melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

“Kita belum kasih naik karena belum ada info dari Dishub, jadi kita takut juga kasih naik, terus karena masyarakat kan biasa minta tanda bukti to, jadi kita belum bisa kasih naik,” kata Amore, seorang sopir angkot.

Amore mengatakan, dirinya dan rekan-rekannya ingin segera ada solusi dari Dishub terkait hal tersebut. Karena dampak kenaikan BBM subsidi yang tidak berimbang dengan tarif angkot Mapurujaya-Poumako saat ini.

Amore mengatakan, kenaikan BBM sangat mempengaruhi pendapatan para sopir angkot. Dimana pendapatan yang tidak maksimal ditambah jarak yang sangat jauh serta pengeluaran untuk bahan bakar yang semakin menguras dompet berujung pada uang setoran mobil yang dipakai untuk beroperasi.

Untuk angkutan umum trayek Mapurujaya dan Poumako sendiri berjumlah kurang lebih 82 unit angkot yang beroperasi setiap harinya. Angkot-angkot ini biasanya parkir dan mencari penumpang di kawasan lampu merah Sp1-Sp4, Jl. Poros Mapurujaya-Poumako (Yos Sudarso) Mimika Papua Tengah.

“Sekarang ini kita susah untuk naik karena bensin 10 liter sudah Rp 100 ribu, itu untuk sekali pergi lalu kembali, baru jumlah penumpang maksimal 8 orang, itu barang-barangnya tidak dihitung,” kata Amore.

“Untungannya tipis sekali, kalau kita dapat penumpang dekat-dekat ini kita setengah mati, satu hari paling kita dapat bersihnya Rp 80 ribu, belum kita beli bensin Rp 100 ribu. Kita harus setor mobil Rp 150 ribu, kalau dapatnya 300 ribu, 150 ribu setoran, 100 ribu bensin, dapat bersihnya cuman Rp 50 ribu, itu belum cukup untuk kebutuhan sehari-hari, apalagi kalau sudah berkeluarga, intinya susah sekarang,” sambungnya.

Saat ini, tarif angkot trayek Mapurujaya Rp 15 ribu, sedangkan Poumako Rp 25 ribu. Para sopir meminta agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk memberikan solusi terkait hal tersebut. (Wahyu)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News

Penulis: WahyuEditor: Sani