Mimika  

Bersatu Membangun Mimika: Kolaborasi Pemda, PTFI, dan YPMAK untuk Papua Sejahtera

Antar Papua
Tangkapan layar program talkshow TVRI Papua bertajuk Papua 60 Menit: Kolaborasi Membangun Mimika, yang tayang pada hari ini, (15/7/2025). Menghadirkan narasumber utama yakni Bupati Mimika Johannes Rettob, Direktur dan EVP Sustainable Development PTFI Claus Wamafma, dan Ketua Pengurus YPMAK Dr. Leonardus Tumuka, serta dipandu oleh pembawa acara Piche Ginuny. (Foto: Tangkapan Layar program talkshow TVRI Papua bertajuk Papua 60 Menit)

Mimika, Antarpapua.com – Pemerintah Kabupaten Mimika bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) berkomitmen memperkuat kolaborasi untuk mempercepat pembangunan daerah, khususnya dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat.

Hal itu terungkap dalam program talkshow TVRI Papua bertajuk Papua 60 Menit: Kolaborasi Membangun Mimika, yang tayang pada hari ini, (15/7/2025). Acara ini menghadirkan narasumber utama yakni Bupati Mimika Johannes Rettob, Direktur dan EVP Sustainable Development PTFI Claus Wamafma, dan Ketua Pengurus YPMAK Dr. Leonardus Tumuka, serta dipandu oleh pembawa acara Piche Ginuny.

Dalam paparannya, Bupati Mimika Johannes Rettob menekankan bahwa arah pembangunan di Mimika saat ini selaras dengan visi besar pemerintah pusat, khususnya cita-cita Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo-Gibran, serta sejalan pula dengan visi dan misi kepemimpinan daerah periode mendatang.

“Kita sudah punya banyak program yang dicanangkan, terutama dalam pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah tidak bisa jalan sendiri, kolaborasi adalah kunci,” ujar Rettob.

Bupati juga menyampaikan bahwa Mimika memiliki keunggulan strategis karena adanya struktur perusahaan tambang besar seperti PT Freeport Indonesia. Hal ini membuka peluang sinergi melalui dana kemitraan yang dikelola bersama YPMAK dan masyarakat adat, untuk pembangunan yang lebih terarah dan merata.

Baca Juga |  Pemkab Berencana Evaluasi Kembali Soal Honorer

Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan adalah penyusunan Sustainable Development Collaboration Strategy (SDCS) yang menjadi blue print pembangunan Mimika. Dokumen ini mengatur peran masing-masing: pemerintah pusat, provinsi, daerah, dan pihak swasta.

“Kita sudah mulai tahun ini. Program yang dulu hanya bisa menyentuh 10 kampung, sekarang bisa berkembang hingga 133 kampung, baik di wilayah pesisir maupun pegunungan,” kata Rettob.

Ia juga menyebutkan bahwa Mimika adalah satu-satunya kabupaten di Indonesia yang memiliki riset kesehatan dasar sebagai fondasi pembangunan lintas sektor.

Direktur dan EVP Sustainable Development PTFI, Claus Wamafma, menegaskan bahwa Freeport telah hadir di Papua selama hampir enam dekade. Dalam perjalanannya, perusahaan telah mengalami dua fase penting: saat Mimika masih menjadi distrik, dan setelah menjadi kabupaten.

“Kami tidak hanya ingin sukses secara bisnis, tapi juga ingin sukses bersama masyarakat,” ujar Claus.

PTFI, lanjutnya, terus mengevaluasi dan menyempurnakan strategi kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah daerah dan YPMAK, guna memastikan pembangunan yang efektif, efisien, dan inklusif.

Ketua Pengurus YPMAK, Dr. Leonardus Tumuka, menjelaskan bahwa yayasan ini dibentuk sejak 27 tahun lalu melalui kolaborasi antara Freeport, pemerintah, gereja, dan masyarakat adat. YPMAK kini menjadi mitra utama dalam pengelolaan dana kemitraan dan pelaksana program-program sosial.

Baca Juga |  Penyerapan APBD 2021 Terkendala Pertanggungjawaban Dana TU

“Saat ini, YPMAK telah memberikan lebih dari 4.000 beasiswa pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, selain program di bidang kesehatan dan ekonomi,” terang Leonardus.

Menurut Bupati Rettob, tantangan terbesar sebenarnya bukan pada ketersediaan dana atau program, tetapi pada koordinasi dan niat bersama untuk membangun.

“Kalau kita punya niat yang sama, maka tantangan itu bisa kita atasi. Kita akan buat forum bersama lintas sektor, sehingga tidak ada lagi program yang tumpang tindih,” tegasnya.

Ia juga menyebut rencana besar seperti One Million Tree Movement, penguatan pertanian masyarakat pesisir, pembangunan sekolah di pedalaman, hingga beasiswa untuk anak-anak asli Papua sebagai contoh nyata kolaborasi yang berdampak langsung.

Melalui perbincangan tersebut, dapat dilihat bagaimana sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan yayasan dapat menjadi model pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berpihak pada masyarakat. Mimika, sebagai daerah strategis di Papua, diharapkan terus menjadi pelopor dalam pembangunan berbasis kolaborasi. (Redaksi)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News