Biosecurity Diharapkan Mampu Diterapkan Para Peternak Babi Pasca ASF

Antar Papua
Caption: Foto bersama para peserta sosialisasi penanganan pasca African Swine Fever (ASF), Selasa (3/9/2024), Foto: Lyddia Bahy/Antarpapua.com

Timika, Antarpapua.com – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika mengadakan sosialisasi penanganan pasca African Swine Fever (ASF), Selasa (3/9/2024) di Hotel Grand Tembaga.

Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Peternakan dan Hewan, Agustinus Mandang mengatakan wabah African Swine Fever (ASF) adalah penyakit menular yang menyerang babi dan babi hutan yang disebabkan oleh virus ASF.

Akibat wabah ASF ini menyebabkan kematian pada babi sehingga banyak peternak babi mengalami kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Ada yang 200 ekor babi bahkan lebih dari itu, kata Agustinus kepada Antarpapua.com

Agustinus menuturkan, dari data yang diperoleh di lapangan, ASF telah menyebabkan kematian pada 12.574 ekor babi yang ada di Kabupaten Mimika.

Baca Juga |  Kolaborasi Disnakkeswan- TP PKK Berikan Bantuan Kepada 530 Keluarga

Sehingga langkah strategis utama dalam mencegah terjadi ASF adalah melalui penerapan biosecurity dan manajemen peternakan babi yang baik serta pengawasan yang ketat dan intensif untuk daerah yang berisiko tinggi seperti yang terjadi saat ini di Kabupaten Mimika.

Dengan adanya sosialisasi penanganan pasca ASF ini para peternak babi diharapkan dapat memahami dan mengerti materi yang diberikan sehingga mampu menanganinya, memelihara dan menjaga kebersihan kandang itu sendiri, ujarnya.

Ia mengingatkan kepada para peserta sosialisasi penanganan pasca ASF ini agar jangan malu bertanya, menggunakan waktu yang ada dengan baik agar kedepannya wabah ini bisa dicegah, ungkapnya.

Baca Juga |  Kolaborasi Disnakkeswan- TP PKK Berikan Bantuan Kepada 530 Keluarga

” Sebagai peternak alangkah baiknya menjaga sanitasi kandang, menerapkan sistem biosecurity sehingga penanganan pasca ASF dapat bermanfaat dengan baik.”

Meskipun belum ada vaksin untuk mencegah penyakit ASF pada babi namun penyebarannya dapat dicegah. Upaya pencegahan yang ketat dan kolaborasi antara pemerintah, peternak dan masyarakat dapat membantu mengurangi resiko penyebaran penyakit hewan terutama babi dan melindungi industri peternakan babi dari kerugian besar.

” Jika ada peternak yang membuat kandang atau lokasi baru diharapkan bisa membuat surat keterangan usaha di Disnakkeswan,” pungkasnya.(Lyddia Bahy).

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News