BMKG, Umum  

BMKG: Cuaca Panas hingga 37,6°C Masih Akan Berlangsung hingga Awal November 2025

Antar Papua
Citra satelit BMKG menunjukkan sebaran awan di wilayah Indonesia yang memengaruhi cuaca panas dan potensi hujan lokal, Sabtu (18/10/2025). (Foto: Istimewa)

Jakarta, Antarpapua.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa cuaca panas ekstrem dengan suhu maksimum mencapai 37,6°C yang melanda berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh kombinasi gerak semu matahari dan pengaruh Monsun Australia. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, faktor utama penyebab meningkatnya suhu panas adalah posisi gerak semu matahari yang pada bulan Oktober berada di selatan ekuator. Selain itu, penguatan angin timuran atau Monsun Australia membawa massa udara kering dan hangat, yang menyebabkan minimnya pembentukan awan dan membuat radiasi matahari mencapai permukaan bumi secara maksimal.

“Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan — seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua — menerima penyinaran matahari lebih intens, sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah,” ujar Guswanto di Jakarta, Sabtu (18/10).

Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan bahwa data pengamatan menunjukkan suhu maksimum di atas 35°C terjadi secara meluas di berbagai wilayah Indonesia. Wilayah yang paling terdampak meliputi sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, serta beberapa wilayah Papua.

Pada 12 Oktober 2025, suhu tertinggi tercatat mencapai 36,8°C di Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat). Suhu sempat menurun menjadi 36,6°C di Sabu Barat (NTT) pada 13 Oktober, namun kembali meningkat pada 14 Oktober dengan rentang 34–37°C. Beberapa daerah seperti Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua) bahkan mencatat suhu tertinggi mencapai 37,6°C.

“Konsistensi suhu maksimum yang tinggi di banyak wilayah menunjukkan kondisi panas yang persisten, dipicu oleh dominasi massa udara kering serta minimnya tutupan awan,” jelas Andri.

Kendati demikian, BMKG menyebut potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi pada sore hingga malam hari, terutama di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan tubuh, dengan mencukupi kebutuhan cairan, serta menghindari paparan langsung sinar matahari dalam waktu lama, khususnya pada siang hari.

“Tetap waspada terhadap potensi perubahan cuaca mendadak seperti hujan disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari,” tambah Guswanto.

BMKG juga mengingatkan agar masyarakat memantau secara berkala informasi cuaca terkini dan peringatan dini melalui situs resmi www.bmkg.go.id, akun media sosial BMKG, atau aplikasi Info BMKG guna mengantisipasi dampak cuaca terhadap aktivitas sehari-hari. (Redaksi)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News