Bupati Mimika Minta Harga Ternak Babi Harus Kembali Normal Setelah Pemulihan ASF

Antar Papua
Bupati Mimika, Johanes Rettob. Foto : Dwiandreas/Antarpapua.com

Timika, Antarpapua.com Harga jual ternak babi yang terus meroket di Kabupaten Mimika pasca-wabah African Swine Fever (ASF) pada tahun 2024 lalu, kini menjadi sorotan utama sebab menjadi salah satu penyebab inflasi harga di Kabupaten Mimika. Meskipun kondisi peternakan di Kabupaten Mimika sudah dinyatakan pulih, harga ternak babi hidup tetap tinggi hingga bulan Mei 2025, memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Bupati Mimika, Johanes Rettob, menanggapi masalah ini dengan serius. Dalam pertemuan tertutup di Ball Room BPKAD Kabupaten Mimika pada Selasa (6/5/2025), Bupati Rettob menjelaskan bahwa harga babi di Timika masih terlampau tinggi, meskipun wabah ASF yang menyerang ribuan ternak babi pada tahun lalu telah berhasil diatasi.

“Harga ternak babi saat ini masih sangat tinggi, sementara Kabupaten Mimika sudah dalam kondisi recovery dan tidak ada lagi kasus ternak babi mati akibat virus ini. Namun, kami menemukan fakta bahwa harga babi tetap melambung tinggi, bahkan ada yang menjual hingga 40 juta rupiah per ekor. Ini tentu sangat memberatkan warga kami,” kata Bupati Rettob.

Bupati Johanes Rettob menegaskan bahwa pemerintah Kabupaten Mimika akan segera mengambil langkah-langkah untuk menurunkan harga ternak babi agar kembali normal. Jika para pedagang lokal tidak segera menurunkan harga, Bupati akan menginstruksikan Dinas Peternakan untuk mendatangkan ternak babi dari luar Kabupaten Mimika. Langkah ini diharapkan bisa menciptakan persaingan yang sehat dan menurunkan harga jual ternak babi.

“Jika harga tidak juga turun, saya akan instruksikan dinas terkait untuk mendatangkan babi dari luar daerah. Dengan adanya pasokan dari luar, harga ternak babi yang dijual oleh pedagang lokal akan lebih bersaing dan dapat kembali ke harga yang wajar,” tegas Bupati Rettob.

Bupati juga mengingatkan masyarakat dan pelaku pasar agar bekerja sama untuk mengatur harga yang lebih terjangkau bagi warga. “Kami berharap warga Mimika dapat mengikuti aturan yang ada dan pedagang juga dapat berperan serta dalam menjaga kestabilan harga demi kesejahteraan bersama,” tambahnya.

Meroketnya harga babi hidup dan daging babi di Mimika memang perlu perhatian lebih, mengingat dampaknya yang cukup besar terhadap perekonomian masyarakat setempat. Dengan langkah yang tegas dari pemerintah daerah, diharapkan harga ternak babi dapat segera kembali normal dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Kabupaten Mimika. (Dwiandreas)