Timika, APN – Bupati Mimika, Eltinus Omaleng meminta agar PT Freeport Indonesia (PTFI) dapat menyerap komoditi lokal baik pertanian, peternakan, dan perikanan di Mimika.
Bupati Mimika, Eltinus Omaleng mengatakan untuk memastikan hal tersebut dirinya pun langsung turun ke peternakan untuk melihat komoditi-komoditi lokal yang ada di beberapa lokasi berbeda yang ada di Mimika.
“Hari ini kita turun ke lapangan mau memastikan secara langsung, bagaimana kondisi komoditi kita yang ada di lokal (babi, peternakan ayam telur, ayam potong) sehingga (kalau ada keluhan) kita bisa mencari solusi atau pasar bagi komoditi-komoditi lokal kita,” ungkapnya, saat ditemui Wartawan, Senin (12/4/2021).
Menurut Bupati selama ini masyarakat (peternak) sudah berusaha untuk mengembangkan komoditi secara mandiri, maka tugas wajib Pemerintah adalah mencarikan pasar bagi peternak.
Tujuan lain Dirinya, turun ke lapangan kata Bupati untuk memastikan secara langsung kualitas dari komoditi lokal yang ada saat ini.
Pemerintah pun lanjutnya, terus berupaya agar komoditi lokal terus berkembang, yang pada akhirnya bisa menyuplai ke Kabupaten sekitar.
“Kita juga mau memastikan komoditi kita yang ada saat ini bisa atau tidak melayani PTFI dengan ribuan karyawan dalam setiap hari. (Kalau memang bisa) Kita (pemkab) akan duduk bersama dan jika memang ada beberapa komoditi yang sudah siap untuk di suplai ke PTFI maka kita akan suplai,” jelasnya.
Bupati Omaleng mengaku, Pemerintah telah koordinasi dengan PTFI dan Pangansari untuk bisa menjadi pasar penyerapan komoditi lokal.
Selama ini menurut Bupati, banyak yang didatangkan dari luar, sedangkan banyak komoditi lokal yang tidak diperhatikan baik, bahkan Ia mengklaim, daerah sudah bisa produksi ayam potong sendiri dan dapat memenuhi pasar. Jika sudah bisa produksi sendiri Bupati berencana akan menghentikan suplai komoditi tersebut dari luar daerah ke Mimika.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika, Yosefina Sampelino mengatakan komoditi lokal di Mimika yang saat ini paling siap adalah ayam petelur. Dimana dalam satu hari produksi telur di Mimika mencapai 11 ton.
“Beberapa tahun belakang, telur lokal di Mimika sudah disuplai ke beberapa daerah di Papua,” tegasnya.
Selaku peternak ayam petelur di jalan Poros Lopon Aseriawan mengaku harga pakan di Mimika selalu mengalami kenaikan. Hal itu yang menjadi kesulitan ketika harga telur merosot di pasaran.
“Harga telur di pasar fluktuatif,” ucapnya. (Aji-cr01)