Timika, APN – Tanggapi berita yang beredar tentang Bupati Mimika mengumpulkan masa di masa pandemi. Bupati Mimika Eltinus Omaleng mengaku jika hal tersebut adalah bagian dari sosialisasi. Karena menurutnya masyarakat lokal atau Orang Asli Papua (OAP) berbeda dengan masyarakat pada umumnya.
Eltinus mengatakan banyak kritik yang didapat dirinya sesudah dirinya hadir dalam perayaan Hari Ulang Tahun masuk kemah Injil di Pegunungan tengah Papua ke 82. Dimana pada acara tersebut sama sekali tidak dilakukan protokol kesehatan.
Saya baca di media online, itu ada yang bilang Pak Bupati yang buat aturan dia juga bikin acara besar-besaran,” ujarnya seusai memimpin rapat pemulangan warga Banti 1,2 dan Opitawak, di Hotel Grand Mozza, Kamis (14/1).
Menurut Bupati, terdapat perbedaan antara masyarakat umum (kota) dengan OAP, masyarakat umum lebih banyak bepergian keluar daerah sehingga dapat mudah terjangkit sebuah virus, maka dari itu dirinya sangat menekankan 3M.
Jadi itu adalah cara-cara yang saya sudah sampaikan saat rapat Covid disini, menyangkut harus menjaga jarak, pake masker, cuci tangan, jadi beda dengan masyarakat Papua dengan masyarakat yang lain, kita yang ada di kota di sini. Kita yang ada di kota kenapa harus pake masker, jaga jarak, cuci tangan karena kita selalu keluar masuk daerah dan itu membawa datang penyakit kesini,” tegasnya.
Dirinya juga menegaskan masyarakat lokal meskipun terlihat tidak pake masker, tetapi kata Omaleng mereka sehat. Eltinus melanjutkan apa yang dilakukannya adalah cara untuk mendekati masyarakat agar mau memakai masker dan menjaga jarak dengan menyampaikan pengalaman pribadi kepada masyarakat.
Itu adalah cara untuk melakukan sosialisasi, jadi bukan bilang hanya pakai masker tetapi saya harus ceritakan saya punya pengalaman kepada mereka seperti bagaimana saya sakit hampir mau mati baru keluar, jangan sampai terjadi kepada Bapak Ibu,” ungkapnya.
Bupati mengaku hal itu (sosialisasi) dilakukannya setiap saat dirinya berdiri di gereja dan kesempatan yang lalu (perayaan 82 tahun) banyak masyarakat lokal yang berkumpul. Sehingga dirinya dapat menyampaikan kepada masyarakat. Bahkan menurutnya, sudah 50 persen masyarakat mengerti apa yang disampaikannya.
Saya sudah sosialisasikan semua, 50 persen mereka sudah mengerti apa yang saya cerita,” ucapnya.
Sosialisasi yang disampaikan kepada masyarakat Papua kata Bupati meliputi bahwa Covid memang benar ada, karena buktinya ada orang Amungme yang meninggal karena Covid, dari situ baru warga menerima.
Bupati berpendapat dengan cara pimpinan mendekati masyarakat seperti itulah yang membuat masyarakat paham, selain itu juga dengan melakukan sosialisasi melalui menceritakan pengalaman pribadi.
Ia berharap agar masyarakat bisa paham dan bisa memakai masker, setelah mendengar pengalamannya yang pernah terpapar Covid 19. (Aji-cr01)