Timika, APN – Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika mengirimkan dua sampel spesimen ke Jakarta
“Soal Omicron kemarin RSUD sudah dikirim sampel spesimen untuk tes Genome Sequencing, tapi intinya mau omicrom atau bukan itu polanya sama kalau Jakarta meningkat maka pulau Jawa akan meningkat, begitu juga di luar Pulau Jawa,” kata Kepala Dinas Kabupaten Mimika Reynold Ubra, saat ditemui di gedung MPCC, Mimika, Rabu (26/1/2022).
Kadinkes juga menyampaikan agar masyarakat tidak panik dan lebih waspada dalam menghadapi pandemi covid-19.
“Dua tahun ini sudah menjadi pembelajaran untuk kita bisa waspada tapi tidak usah panik,” ungkapnya.
Rey juga menjelaskan hingga saat ini sudah ada 9 kasus covid yang tercatat oleh Dinkes Mimika, 7 dari kasus tersebut melakukan isolasi mandiri dan 2 kasus berada di RSUD dan RS Tembagapura.
“Sekarang kita sudah menemukan 9 kasus Covid 19, yang sementara isoman ada 7, yang satu dirawat di rumah sakit Tembagapura dan RSUD, semua (pasien di RSUD dan RS Tembagapura) punya riwayat perjalanan, tapi tidak semua spesimen di kirim untuk tes (whole genome sequencing test),” paparnya.
Menurut Kadinkes meskipun masyarakat sudah medapatkan vaksin masih ada kemungkinan juga dapat terjangkit covid-19 termasuk omicron, namun hanya akan menimbulkan gejala ringan.
“Pasti bisa kena tapi gejalanya bisa ringan kita bersyukur karena ketersediaan tempat tidur kita di RSUD masih kosong semoga tidak naik, artinya dengan orang terpapar kemudian kekebalan buatan melalui vaksinasi itu bisa memberikan perlindungan. Intinya jangan sampai ada kematian,” tegasnya.
Rey pun menekankan kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan ketat untuk mengendalikan penyebaran covid-19.
“Langkah yang dilakukan jika dua sampel dikatakan omicron, saat ini pemda, gubernur ,bupati, walikota menunggu arah kebijakan dari pusat, bagaimana pemberlakuan untuk masing masing level, bagaimana kebijakan pelaku perjalanan, baik menurut instruksi dalam negeri, menteri perhubungan tinggal diikuti, semua menunggu pusat,” tutupnya.
Sementara itu dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan sehatnegeriku.kemenkes.go.id dalam keterangan tertulis yang diterbitkan pada (24/1/2022) berdasarkan data New All Record Kementerian Kesehatan tanggal 1-22 Januari 2022 jumlah kasus konfirmasi nasional terus meningkat dalam 4 minggu terakhir. Proporsi kasus didominasi transmisi lokal, tidak lagi oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
Pada 22 Januari 2022 sebanyak 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal.
Selanjutnya, data terakhir yang dihimpun Kemenkes menunjukkan kasus konfirmasi di Indonesia sebanyak 1.626 kasus. 20 pasien di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit dan 2 pasien meninggal dunia.
“Yang perlu kita lakukan yang pertama adalah kita tidak perlu panik tapi harus terus waspada dan hati-hati karena memang laju penularannya tinggi. Kita perlu, memastikan protokol kesehatan tetap berjalan, memakai masker, mencuci tangan, dan mengurangi kerumunan,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan tersebut.
Protokol kesehatan, data PeduliLindungi boleh dibuka publik sehingga masyarakat bisa melihat lokasi-lokasi mana yang menerapkan disiplin protokol kesehatan. Hal ini dapat membantu mengontrol penggunaan PeduliLindungi di fasiltas publik maupun di kantor.
Di samping itu, pemerintah juga terus gencarkan pelaksanaan surveilans. Karena kasus Omicron semakin banyak maka tidak semuanya menggunakan metode genome sequencing. Pasalnya metode genome sequencing akan lebih diarahkan untuk menganalisa pola penyebaran kasus Omicron.
“Untuk tracing kasus kita akan menggunakan PCR yang lebih cepat dengan PCR-SGTF (S-gene target failure)
yang bisa mendeteksi Omicron. SGTF sudah kita distribusikan dan akan segera kita tambah untuk didistribusikan ke daerah,” ucap Menkes Budi.
Pemerintah akan mempercepat pelaksanaan vaksinasi sebagai dukungan pencegahan penyebaran virus terutama untuk Lansia.
“Kami juga tekan kan karena paling banyak kasus Omicron terjadi di DKI Jakarta dan Jabodetabek, maka dalam 23 minggu ke depan kita akan mempercepat vaksinasi di sana,” katanya.
Sejalan dengan Menkes, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kasus yang disebabkan oleh para pelaku perjalanan luar negeri sudah berada di bawah 10% dari total kasus nasional. Dari sini dapat disimpulkan bahwa transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibandingkan waktu sebelumnya.