Umum  

Cuaca dan Hama Jadi Tantangan Petani Padi di Mimika

Advertisements
Advertisements
Advertisements
Advertisements

Timika, APN – Cuaca dan Hama menjadi kendala sekaligus tantangan bagi petani padi di Kampung Mulya Kencana Satuan Pemukiman (SP) 7.

Ketua Kelompok Tani Karya Makarti Mandiri, Norbertus Kampung Mulya Kencana SP7 Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika mengatakan pihaknya terus mengembangkan area persawahan dengan berbagai macam jenis padi.

Saat ini petani padi di wilayah SP7 sedang mengembangkan jenis padi inpari (IR) nutri zinc, IR 43, IR 32, dan IR 7.

Salah seorang Petani saat sedang memanen Padi di Lahan Persawahan yang terletak di SP 7, Senin (17/5/2021)

“Kalau IR nutri zinc ini yang sedang kami kembangkan di sini, karena beberapa jenis sudah kami kembangkan. Kami akan terus mencoba dengan jenis padi sampai menghasilkan hasil yang lebih bagus dan cocok dengan cuaca serta bertahan dari hama,” terang Norbert saat ditemui di area persawahan SP 7, Senin (17/5/2021).

Kendati demikian, Norbert mengaku hasil panen padi bergantung pada cuaca, jika cuaca atau curah hujan yang pas maka petani bisa menghasilkan lebih.

“Kita sekarang kelola 3 hektare lebih, dan sekali panen mencapai 2 sampai 3 ton bersih, dan untuk hasilnya kita bisa konsumsi sendiri dan selebihnya kita jual. Rencananya akan dibuka lagi (persawahan) sebesar 200 hektare,” katanya.

Norbert menambahkan petani padi juga mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas teknis berupa, bibit, pupuk, mesin perontok padi, penggiling padi, mesin tanam padi, dan mesin potong padi.

Baca Juga |  Kelompok Tani & Ternak Wonosari Jaya Sudah Pekerjakan Karyawan

Sementara itu, penyuluh pertanian Distrik Iwaka,  Kibar menambahkan segala mesin  untuk keperluan petani padi telah disediakan oleh Dinas, namun beberapa mesin seperti mesin tanam padi dan mesin bajak yang belum difungsikan, lantaran medan yang kurang memungkinkan.

“Mesin traktor atau bajak itu kita juga dapat namun medan kurang mendukung, susah bawa ke lahannya, kalau mesin tanam kita pikir terlalu ribet, sehingga kita lebih memilih tanam manual saja,” terangnya.

Kibar juga membeberkan masalah yang dihadapi petani padi saat ini selain cuaca ada juga hama padi, namun begitu petani terus berupaya untuk bisa menghilangkan hama.

“Kita diberikan pestisida juga dari Dinas Teknis tetapi tidak mempan, akhirnya petani secara mandiri cari yang lebih bagus,” jelasnya.

Kibar melanjutkan di total luas lahan yang ditanami padi di Area Distrik Iwaka adalah 23  hektare.

“Disini kalau luas lahan untuk padi sekitar 23 hektare, tetapi luasan itu termasuk Orang Asli Papua yang ikut menanam di pekarangan mereka. Satu hektare kita perkirakan bisa dapat 6 ton sekali panen,” tutupnya. (Aji-cr01)