Dari Honai ke Harapan: Kepala Suku Dani Gome Galang Pemulihan Sosial Pasca Konflik

Antar Papua
Kepala Suku Dinanus Waker (kanan) bersama perwakilan enam kampung saat sosialisasi pemulihan sosial di Kampung Kago, Distrik Gome, 25 September 2025.(Foto: Istimewa)

Ilaga, Antarpapua.com — Meskipun luka akibat penyerbuan kelompok bersenjata ke wilayah Distrik Gome belum sepenuhnya pulih, secercah harapan mulai tumbuh. Pada 28 September 2025, kegiatan Sosialisasi Pemulihan Kondisi Sosial (Tahap I Pendataan) digelar di Kampung Kago, dipimpin oleh Kepala Suku Dinanus Waker, sebagai bagian dari upaya pemberdayaan kepala suku dan penguatan struktur sosial masyarakat adat Dani.

Sosialisasi ini dihadiri oleh perwakilan dari enam kampung terdampak, yakni Tigilobak, Misimaga, Tanah Merah, Upaga, Kelanungin, dan Agiyome. Sebagian besar warga dari kampung-kampung tersebut saat ini berada dalam status pengungsian, akibat serangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang disusul dengan operasi militer oleh pihak keamanan.

Kegiatan utama dalam tahap pertama sosialisasi ini meliputi distribusi bantuan pangan dan sembako kepada masyarakat pengungsi, pendataan barang-barang milik warga yang hilang akibat konflik, serta pemberian santunan kepada kepala kampung dan tokoh pemuda sebagai bentuk pengakuan atas peran mereka dalam menjaga stabilitas sosial.

Pemulihan Kebutuhan Dasar

Distribusi bantuan sembako kepada pengungsi menjadi salah satu langkah penting dalam tahap pertama ini. Warga yang terdampak perang dan konflik kini menerima bantuan pangan yang sangat dibutuhkan untuk meringankan beban mereka. Selain itu, pendataan barang-barang yang hilang juga dilakukan sebagai dasar untuk proses kompensasi dan pemulihan aset yang rusak atau hilang akibat konflik dan operasi militer.

Penguatan Struktur Sosial dan Partisipasi Pemuda

Selain bantuan logistik, kegiatan ini juga mencakup pemberian santunan kepada kepala kampung dan tokoh pemuda dari enam kampung terdampak. Santunan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas upaya mereka dalam menjaga ketertiban dan stabilitas sosial di tengah situasi yang penuh tantangan.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Suku Dinanus Waker menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh berbagai pihak. Ia juga berharap agar tahap kedua bantuan dapat segera direalisasikan untuk menjangkau lebih banyak warga yang membutuhkan.

“Ini bukan sekadar pendataan. Ini adalah langkah awal untuk memulihkan martabat, memperkuat struktur sosial, dan memastikan bahwa suara masyarakat adat tetap didengar dalam proses pembangunan,” ujar Waker dalam sambutannya.

Kondusif dan Berjalan Aman

Proses sosialisasi berlangsung dengan aman dan kondusif. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan antara masyarakat adat dan pemerintah pusat mulai terbangun, meskipun tantangan pemulihan sosial dan psikologis masyarakat masih panjang. Salah satu perwakilan kampung menegaskan pentingnya proses ini bagi masa depan masyarakat mereka.

“Kegiatan ini adalah langkah awal yang sangat penting. Kami berharap ke depannya, semua pihak dapat terus bekerja sama untuk membangun kembali masyarakat kami yang telah terluka,” ujarnya.

Pendekatan Kultural dalam Pemulihan Sosial

Kegiatan pemulihan ini menegaskan bahwa pemulihan sosial di Papua tidak hanya memerlukan pembangunan infrastruktur, tetapi juga pendekatan kultural yang menghormati struktur adat dan memahami trauma kolektif masyarakat. Proses yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat adat dan penguatan peran generasi muda diharapkan menjadi kunci sukses bagi pemulihan yang berkelanjutan.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat Distrik Gome dapat segera bangkit dari keterpurukan dan meraih masa depan yang lebih baik. (Redaksi)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News