Timika, APN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mimika menegaskan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika perlu melakukan peningkatan dan pemerataan pendidikan, baik dari sisi infrastruktur, sarana dan prasarana serta kualitas tenaga pendidik.
Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi C DPRD Mimika, Mariunus Tandiseno menyusul adanya persepsi warga tentang sekolah unggulan, yang kini hanya terfokus di dua sekolah saja yakni SMP Negeri 2 dan SMA Negeri 1, padahal di Mimika menurutnya banyak sekolah Negeri yang memiliki kualitas yang sama.
“kenyataannya, para orang tua lebih cenderung memilih dua sekolah tersebut. Seharusnya menjadi PR bagi Dinas Pendidikan, untuk berusaha meyakinkan masyarakat, jika sekolah unggul ini tidak hanya dimiliki oleh beberapa sekolah saja, tetapi semua sekolah Negeri lainnya,” ungkapnya saat ditemui wartawan di Kantor DPRD Mimika, pada Selasa (12/7/2022).
Mariunus menyebutkan agar presepsi tersebut hilang maka Dinas harus melakukan pemerataan dengan meningkatkab mutu pendidikan.
“Caranya dengan meningkatkan mutu pendidikan, yaitu tempatkan tenaga – tenaga pendidik yang berkualitas di setiap sekolah, bangun sekolah, jika ruangan belajarnya kurang memadai, maka perlu lengkapi dengan sarana dan prasarananya,” ujarnya
Mariunus menyampaikan Dinas melakukan pemetaan sekolah – sekolah mana yang membutuhkan pembangunan infrastruktur, sarana – prasarana serta kualitas tenaga pendidik, sehingga tidak terfokus pada sekolah – sekolah tertentu.
“Berikan pemahaman kepada masyarakat, jika ada sekolah unggulan itu ada selain SMP Negeri 2 dan SMA Negeri I, maka itu bisa merubah pandangan para orang tua, sehingga pada tahun ajaran baru, tidak lagi terfokus pada sekolah itu – itu saja,” ucapnya.
Mariunus merasa heran pada saat pembukaan penerimaan murid baru di SMP Negeri 2, para orang tua rela bermalam di depan sekolah , hanya untuk mendapatkan formulir pendaftaran, menurutnya hal tersebut terjadi karena pola pikir orang tua yang melihat di Mimika hanya ada satu sekolah unggulan.
“orang tua berfikir di Mimika hanya sekolah itu saja yang unggulan, sehingga mereka berbondong – bondong ingin menyekolahkan anak mereka disitu, yang terjadi itu seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi Dinas terkait, untuk bagaimana merubah hal tersebut, sehingga ditahun ajaran berikut, tidak lagi terjadi hal serupa,” tutupnya.