Diberhentikan Mendadak, Puluhan Nakes Honorer Mengadu di DPRD

Antar Papua
Puluhan Nakes saat menyampaikan keluhan di ruang rapat Komisi C DPRD Mimika, Selasa (12/4/2022). (Foto: Anis/APN)

Timika, APN – Diberhentikan mendadak, puluhan tenaga kesehatan (nakes) honorer dari beberapa puskesmas mengadu pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mimika. Mereka diterima Komisi C DPRD Mimika di ruang rapat Komisi C, Selasa (12/4/2022).

Mereka adalah nakes-nakes yang bekerja di Puskesmas Timika, Puskesmas Ile Ale, SP 3. Mereka merasa telah diberlakukan tidak adil karena diberhentikan secara mendadak tanpa pertimbangan jelas.

Usai menerima puluhan nakes, Wakil Ketua Komisi C DPRD Mimika, Marthinus Walilo mengatakan, pemberhentian mereka adalah masalah serius. Karena tugas mereka adalah ujung tombak pelayanan kesehatan.

“Untuk menanggapi keluhan Puluhan para Nakes ini, kami dari Komisi C DPRD Mimika akan memanggil Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika dan Kepala Puskesmas untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP),” ujar Marthinus Walilo.

Walilo mengakui, nakes memiliki tugas yang mulia karena mereka lah yang menyelamatkan nyawa banyak orang. Apalagi nakes yang diberhentikan sudah mengabdi cukup lama dan akhirnya dirumahkan begitu saja.

“Tenaga kesehatan itu tugasnya menyelamatkan nyawa manusia sehingga mereka patut dihargai dengan dedikasi dan pengabdiannya selama ini. Kami selaku perwakilan masyarakat tidak terima dan sangat kecewa, karena itu mohon untuk Kepala Dinas Kesehatan untuk segera kembalikan mereka bekerja,” ungkap Walilo.

Baca Juga |  Parade Foto : Reses, Nurman Karupukaro Jaring Aspirasi Warga dari 3 Kampung Pesisir

Sedangkan Anggota Komisi C, Yulian Salossa mempertanyakan tindakan kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan yang telah memberhentikan para nakes dengan alasan tidak jelas. Apalagi ada diantara mereka yang diberhentikan sudah mengabdi sebagai honorer 5-10 tahun.

“Disaat pandemic Covid-19, mereka ujung tombak, tetapi sekarang mereka dibuang begitu saja. Suka atau tidak suka, honorer yang mengabdi 5-10 tahun lebih yang dirumahkan ini wajib diaktifkan kembali. Kalau hanya alasan anggaran, itu tidak masuk akal. Karena APBD untuk Dinkes cukup besar setiap tahunnya,” ungkap Salossa.

Sementara Anggota Komisi C, Samuel Bunai mengatakan, dengan adanya aspirasi tersebut, DPRD akan menindaklanjuti dengan memanggil Dinkes. Namun DPRD perlu punya data dan kronologis dari nakes.

“Komisi C membutuhkan data valid, kronologis atau alasan jelas diberhentikannya dari puluhan nakes ini. Hal ini penting sebagai bahan acuan saat RDP nanti. Merumahkan tenaga honorer yang sudah bekerja lebih dari lima tahun merupakan tindakan seenaknya tanpa pertimbangan yang jelas,” kata Samuel Bunai.

Baca Juga |  Pandemi Covid-19, Capaian Program TBC Tidak Maksimal

Sedangkan Leonardus Kocu menegaskan, Dinkes harus mengklarifikasi dan memperjelas terkait dirumahkannya puluhan nakes tersebut.

“Kalau alasan terbatasnya soal anggaran itu tidak masuk akal, padahal kebijakan pemerintah pusat saat ini fokus untuk penambahan tenaga medis. Lalu di Timika ada keputusan mengurangi tenaga kesehatan ini aneh. Lalu siapa yang gila dengan kebijakan ini,” tanya Leonardus Kocu.

Kemudian, Ketua Komisi C DPRD Minika, Elminus B Mom, mengaku heran dengan anggaran bidang kesehatan begitu besar lalu merumahkan para tenaga medis yang selama ini sudah bekerja dan mengabdi untuk pelayanan kesehatan di Mimika.

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News