Timika, Antarpapua.com – Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Mimika melaksanakan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke 40 yang jatuh pada tanggal 23 Juli.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 112 anak perwakilan dari sembilan sekolah di Mimika mulai dari tingkat TK, SD, SMP dan SMU.
Peringatan HAN ke 40 di Mimika ini mengangkat tema “Anak terlindungi Indonesia maju” dengan sub tema ” Cerdas bersedia sosialisasi menuju generasi emas”. Peringatan HAN dibuka oleh Pj Sekda Mimika, Petrus Yumte.
Kegitaann dilanjutkan dengan pemotong kue ulang tahun peringatan HAN ke 40. Acara ini juga dimeriahkan dengan fashion show yang dibawakan oleh model-model berprestasi dari kalangan anak-anak Mimika.
Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pembagian bunga kepada para pengendara kendaraan bermotor yang melintas di Jalan Budi Utomo oleh anak TK dan SD yang didampingi oleh Pj Sekda Mimika, Petrus Yumte dan Kepala Dinas DP3AP2KB Kabupaten Mimika Hermalina W. Imbiri.
Pj Sekda, Petrus Yumte, dalam sambutannya saat membuka acara peringatan HAN ke 40 mengatakan bahwa peringatan HAN dirayakan sebagai momentum untuk mengempanyekan pemenuhan hak anak atas hak hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskrimanasi.
Petrus mengatakan peringatan HAN selalu dirayakan dengan kegiatan kegiatan positif, kreatif, bermakna dan partisipatif dari anak-anak untuk anak-anak. Inspirasi untuk berkreasi kegiatan kegiatan tersebut berasal dari pandangan anak ataupun hasil evaluasi berkala yang menjawab kebutuhan spesifik anak maupun perlindugan khusus yang diperlukan.
Lanjut Petrus, sebagai literasi saat ini perkembangan teknologi digital dan sistem elektronik yang pasti tidak dipungkiri menghasilkan sejumlah konsekwensi yang tidak terduga dan tidak sengaja, secara positif dan negatif. Beragam aspek dalam kehidupan terdampak dan mengalami perubahan bagi anak-anak dan remaja.
Ia menyebutkan bahwa hasil survei Kemen PPPA dan Unicef di tahun 2023 hampir 95 persen anak usia 12-17 tahun di Indonesia mengakses internet minimal dua kali sehari. Kegiatan positif selama daring antara lain untuk keperluan akademik, belajar keterampilan baru, menjalin relasi dengan teman dan keluarga, mencari hiburan video atau siaran langsung serta belajar kompetisi dan strategi melalu gim daring.
Namun lanjut Petrus, disisi lain lingkungan digital yang berkembang cepat dan pesat juga menyebapkan anak-anak rentan terhadap berbagai bentuk kejahatan siber moderen yang sangat berbahaya.
Petrus mengatakan pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya telah melakukan berbagai upaya untuk memberikan perlindungan yang optimal kepada anak-anak Indonesia di ranah daring. Namun berbagai fakor lain seperti budaya, ekonomi dan sosial tidak jarang menjadi salah satu tantang tersendiri dalam mengoptimalkan implemenfasi upaya perlindungan tersebut.
“Peringatan HAN menjadi momentum bagi semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, keluarga dan anak itu sendiri untuk sama-sama berbenah dalam rangka mewujudkan Indonesia layak anak 2030 dan Indonesia emas 2045″kata Petrus.
Semenatara itu Kepala Dinas DP3AP2KB Kabupaten Mimika Hermalina W. Imbiri, ditemui disela-sela kegiatan mengatakan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional ke 40 pihaknya melakasanakan berbagai rangkaian kegiataan yang melibatkan perwakilan anak-anak mulai dari TK hingga SMU.
“Dalam acara ini yang kami undang perwakilan dari TK, SD, SMP dan SMA jadi ada sembilan sekolah” kata Hermalina.
Ia mengatakan kegiatan pembagian bunga dilakukan oleh anak-anak TK dan SD buat orang tua yang melintas di jalan Budi Utomo.
“Mereka tidak bisa kita tahan terlalu lama didalam ruangan, pasti akan merasa bosan sehingga kami ajak untuk membagikan bunga kepada masyarakat yang melintas di sepanjang jalan Budi Utomo ini,” kata Hermalina.
Untuk anak SMP dan SMA sebut Hermalina, akan mengikuti kegiatan seminar yang mengangkat tema “
dampak pornografi terhadap kerusakan otak anak” dengan menghadirkan pemateri dari PT Freeport Indonesia.
“Kami berharap anak-anak ini dapat bertumbuh, berkembang sesuai usianya dengan tidak melibatkan diri atau mengikuti jaman yang saat ini sedang terjadi, banyak anak-anak yang pemikirannya rusak karena sosial media,” kata Hermalina.
Dirinya berharap agar melalui seminar tersebut ana-anak nantinya dapat menggunakan untuk hal-hal yang postif, dapat membangun anak-anak berpikirian positif dan memiliki cita-cita menggapai harapan mereka di masa depan. (Marsel Balawanga)