Timika, Antarpapua.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika datangkan dokter spesialis jiwa dari rumah sakit Abepura Jayapura guna lakukan pengobatan kepada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan konsultasi psikologis di Puskesmas Timika, Selasa (25/3/2025).
Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika sebelumya telah memberikan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam mendeteksi gangguan jiwa dari anak sampai orang dewasa.
Di samping itu Dinkes juga melakukan berbagai tindakan terkait dengan gangguan jiwa diantaranya memberi pelatihan-pelatihan kepada para guru terkait bagaimana mengenali anak-anak dengan kesehatan jiwa di lingkungan sekolah.
Dokter Spesialis Jiwa, dr. Manoe Bernd Paul mengatakan gangguan jiwa pada anak-anak umumnya disebabkan oleh gangguan perkembangan saraf yang sudah terlambat dan terjadi sejak masih dalam kandungan.
Sedangkan gangguan jiwa pada orang dewasa lebih dipengaruhi oleh tiga faktor yakni faktor biologis, psikologis dan sosial atau lingkungan, ucapnya saat diwawancarai.
Lebih lanjut, dr. Manoe mengungkapkan gejala pada anak sendiri yang bisa terlihat itu diatas 2-3 tahun. Seperti keterlambatan bicara, keterlambatan berjalan atau keterlambatan kemampuan motorik kasar dan motorik halus dan kemampuan dalam berinteraksi sosialnya yang tidak baik.
” Pada dua hari ini sudah ada 91 pasien yang datang melakukan pemeriksaan dan konsultasi. Pasien-pasien ini merupakan pasien yang sebelumnya dan juga ada yang baru,” kata dr. Manoe.
Hasil dari pemeriksaan ini, kata dr. Manoe, ada tiga pasien yang benar-benar memiliki tingkat kegelisahan yang tinggi sehingga harus dilakukan perawatan.
” Hari pertama kebanyakan pasien yang datang mengeluhkan merasa cemas, overthinking, sulit tidur, gangguan emosi, sulit dalam mengendalikan emosinya serta depresi,” terangnya.
Sementara pada hari kedua, lebih kepada mengeluh tentang perubahan perilaku, perubahan proses berpikir dan berhalusinasi.
Olehnya, dr. Manoe secara tegas menghimbau agar pengobatan untuk orang dengan gangguan jiwa ini jangan dihentikan. Pengobatan yang terjadi adalah jangka panjang. Jangka waktu pengobatan tidak bisa ditentukan akan tetapi tergantung pada diagnosis dan lingkungan, tuturnya.
Ketika dirinya diitanya tanggapan terkait tingginya kasus ODGJ di Timika, dr. Manoe mengatakan alangkah lebih baik apabila ada rumah sakit jiwa yang didirikan di Timika sehingga lebih mudah bagi para pasien untuk melakukan konsultasi dan menerima layanan secara langsung.
Namun ia mengembalikan semua itu kepada pemerintah setempat. Setiap daerah punya kebijakan masing-masing, ucapnya.
” Rumah sakit jiwa bukan hanya persoalan adanya gedung rumah sakit tetapi juga harus ada peralatan dan berbagai kebutuhan lainnya juga perlu ada sumber daya manusia yang memadai,” tandasnya. (Lyddia Bahy).