Timika, APN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika menargetkan 41.000 anak umur 9 bulan hingga 12 tahun mendapat imunisasi pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di bulan Mei-Juli 2022.
“BIAN ini bertujuan mengejar target cakupan imunisasi yang menurun karena pandemi Covid-19. Baik imunisasi BCG untuk cegah TBC, Imunisasi Polio cegah kelumpuhan, Imunisasi DPT, dan Imunisasi Campak Rubella,” kata Kepala Seksi Imunisasi Dinas Kesehatan Mimika, Nelsi Bungan Allo pada media gathering yang diselenggarakan YP2KP di DJ Resto, Sabtu (23/4/2022).
Nelsi mengungkapkan, untuk mencapai target tersebut, Dinkes Mimika saat ini gencar melakukan sosialisasi. Langkah awal yang dilakukan Dinkes Mimika adalah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah terutama SD dan TK. Selain itu, Dinkes juga melakukan sosialisasi ke kampung-kampung serta pada tokoh-tokoh agama di Mimika.
“Sosialisasi ke sekolah sangat penting, karena sasaran kita berada di umur anak sekolah, yaitu TK dan SD. Kepala sekolah perlu mengerti pentingnya imunisasi. Apalagi saat pandemi ini, banyak orang tua yang cemas karena waktu imunisasi hampir bersamaan dengan waktu vaksinasi covid-19,” jelasnya.
Nelsi berharap, dengan adanya sosialisasi itu pihak sekolah bisa memberi informasi yang benar terkait imunisasi pada orang tua murid. Sehingga para orang tua anak bisa sadar pentingnya imunisasi dan mengizinkan anak-anak mereka mendapatkan imunisasi.
“Dinkes bahkan akan memberi penghargaan bagi sekolah yang mampu mengajak lebih 80 persen anak didiknya ikut imunisasi. Karena itu tandanya sekolah sudah berperan aktif mensukseskan BIAN,” ujarnya.
Sedangkan dokter anak RSUD Mimika, dr. Jeanne Rini Poespoprodjo, Sp.A pada kesempatan itu mengatakan, imunisasi adalah hak dari tiap anak. Karena dengan imunisasi mampu menghindarkan anak dari penyakit TBC, campak, rubella, difteri, tetanus, hingga covid -19.
“Untuk campak dan rubela misalnya, penyakit ini disebabkan virus sama seperti covid, penyakit ini belum ada obatnya dan hanya bisa dicegah dengan imunisasi. Campak bisa sebabkan infeksi otak, paru-paru, mencret dan bisa menyebabkan meninggal. Sedangkan Rubella kalau kena ibu hamil bisa menyebabkan bayinya cacat, seperti katarak, kelainan jantung,” terangnya.
Rini mengatakan, kebanyakan orang tua cemas akan imunisasi karena efek pasca imunisasi. Padahal imunisasi ini sudah bertahun-tahun ada penelitiannya, sehingga aman. Justru ketika anak tidak mendapat imunisasi akan lebih rentan pada penyakit.
Pendampingan pelaksanaan imunisasi tahun ini dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika bekerjasama dengan Dinkes Provinsi Papua, Unicef melalui mitranya YP2KP dan didukung Pemerintah Jepang.