Umum  

Eratkan Silaturahmi, FKUB Mimika Gelar Syukuran Paskah dan Halal Bi Halal

Antar Papua
Ketua FKUB Mimika Ignatius Adii saat memberikan sambutan dalam kegiatan Syukuran Paskah dan Halal Bi Halal yang digelar di Hotel Cendrawasih 66, Mimika, Papua, Kamis (12/5/2022). (Foto: Aji/APN)

Timika, APN – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mimika menggelar kegiatan Syukuran Paskah dan Halal Bi Halal guna mempererat silaturahmi dan toleransi antar umat beragama se-Kabupaten Mimika.

Kegiatan tersebut digelar di Hotel Cendrawasih 66, Mimika, Papua pada Kamis (12/5/2022) yang dihadiri oleh Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob, Ketua organisasi masyarakat (ormas) Islam juga Kristen serta perwakilan agama lainnya.

Ketua FKUB Kabupaten Mimika Ignatius Adii dalam sambutannya mengatakan toleransi umat beragama beragama di Mimika semakin meningkat, hal ini diwujudkan dengan adanya relawan FKUB Mimika yang anggotannya berasal dari lintas agama.

“Tidak ada yang sulit di dunia ini jika umat beragama itu rukun dan toleran,” ujarnya.

Adii juga menyebutkan seluruh agama yang ada di Indonesia hanya dibedakan dengan cara beribadah dan berdoa, tetapi ada satu hal penting yang sama yakni seluruhnya mengajarkan kebaikan. “Semua agama itu mengajarkan kebaikan,” tegasnya.

Adii juga menyebutkan toleransi umat beragama patut diapresiasi sebab beberapa waktu lalu Ramadan berjalan dengan baik begitu pula dengan Paskah.

Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob yang hadir juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan seluruh umat beragama di Mimika yang merayakan Idul Fitri dan Paskah dengan damai dan rukun.

“Pada saat Idul Fitri lapangan dan masjid penuh, kemudian pada saat Paskah gereja juga penuh sampai ada tenda-tenda, semua berjalan dengan baik dan aman,” katanya.

Baca Juga |  Pererat Silahturahmi Dengan Masyarakat di Bulan Suci, Pemkab Mimika Gelar Safari Ramadhan

Wabup juga menyebutkan toleransi umat beragama sudah sangat baik yang dibuktikan dengan adanya relawan FKUB yang berhasil menjaga keamanan baik saat perayaan Idul Fitri dan Paskah bekarjasama dengan TNI dan Polri.

Wabup juga menyebutkan ada indikator toleransi yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat yakni adanya bentuk toleransi yang ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), hal tersebut menurutnya sudah tertuang dalam visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Mimika yakni “Aman, Damai dan Sejahtera”.

Selain itu, Wabup juga menyebut intoleransi umat beragama di Mimika sudah tidak ada, namun masih terjadi intoleransi antar suku. Hal tersebutlah yang menurut Wabup John harus dicegah.

Dalam kegiatan tersebut juga diisi dengan pesan Idul Fitri dan Paskah yang disampaikan oleh Ketua MUI Mimika Ustadz Muh. Amin AR, S.Ag dan Pendeta Lewy Sawor.

Menurut Ustadz Muhammad Amin Ar dalam pesannya Halal bi halal bukan merupakan bahasa arab, tetapi murni berasal dari Indonesia yang dicetuskan oleh Buya Hamka dan Soekarno, karena Indonesia milik berbagai golongan agama, bukan hanya satu.

“Pandangan seperti itu (toleransi yang ditunjukan oleh Buya Hamka dan Soekarno) sehingga harus diwariskan ke anak dan cucu,” katanya.

Baca Juga |  Wakil Bupati Mimika Terpilih Sebagai Tokoh Motivator Pemberdayaan Daerah dan Desa Tahun 2022

Ustadz Amin juga menyebutkan toleransi agama juga ditunjukan oleh dua tokoh Islam yakni Wahid Hasyim  dan Agus Salim pada piagam Jakarta, dengan visi kedepan untuk kerukunan umat beragama memilih agar salah satu poin dalam piagam jakarta yakni kewajiban menjalankan syarikat islam digantikan.

“Kalau mereka (tokoh islam) dalam perumusan Piagam Jakarta itu egois mungkin Indonesia bubar saat itu juga,” katanya.

Ustadz Amin bahkan mengklaim tidak ada daerah yang toleransinya sebaik Mimika di Indonesia.

“Pendeta pastor itu datang saat Idul Fitri, begitu pun sebaliknya Ustadz atau pemuka agama islam akan berkunjung pada saat natal,” ungkapnya.

Kemudian dalam Pesan Paskah Pendeta Lewy Sawor mengatakan paskah dalam prespektif Kristen berbicara tentang bagaimana proses pengorbanan Yesus saat akan disalib hingga pada hari ketiga saat bangkit sesuai yang dikabarkan oleh injil. Sehingga perayaan paskah dalam prespektif kekristenan juga dianggap sebagai hari kebangkitan manusia dari dosa.

Paskah juga dipahami sebagai momen yang membawa kedamaian dan kerukunan karena saat itulah umat Kristiani atau Nasrani diajak untuk menyebarkan kebaikan dan berbagi cinta kasih. (Aji/cr01)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News