Timika, Antarpapua.com – PT. Freeport Indonesia menghasilkan produk batako dan paving block berbahan baku tailing, siap dibagikan secara gratis untuk memenuhi keperluan sosial keagamaan dan sekolah-sekolah yang bukan dibiayai oleh pemerintah.
Hal itu disampaikan oleh Project Manager Tailing Utilization PT. Freeport Indonesia (PTFI), Harry Joharsyah pada awak media di Kantor Public Health and Malaria Control Kota Kuala Kencana, Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Rabu (24/4 2024).
Harry mengatakan, Freeport siap melayani untuk kepentingan sosial berapapun permintaannya, Freeport siap melayani tanpa dibatasi.
“Syarat untuk mendapatkan bantuan material batako dan paving block sangat mudah. Pemohon hanya mengajukan surat permintaan kebutuhan ke manajemen dan sediakan kendaraan untuk mengangkut,” ungkap Harry.
Kata dia, dalam sehari Freeport mencetak 6.600 buah paving block dan 700 batako. Material batako dan paving block yang saat ini sudah siap dimanfaatkan sekitar 300.000 buah.
Ia menjelaskan, Freeport memanfaatkan tailing sebagai bentuk komitmen perusahaan dengan pemerintah untuk mengurangi limbah, ketika Kontrak Karya berubah menjadi Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Pada saat itu perusahaan diminta untuk mengolah tailing semaksimal mungkin karena menyangkut masalah lingkungan.
Kata dia, perusahaan mulai memanfaatkan tailing, mengacu pada Surat Keputusan (SK) bersama tiga menteri pada tahun 2018.
Ketiga menteri itu adalah Menteri BUMN, PUPR dan KLKH. Diminta untuk memanfaatkan tailing sebagai substitusi pengganti pasir, yang digunakan sebagai bahan pembangunan infrastruktur sipil khusus di Papua. Karena jika dilihat secara geografis, Papua bagian selatan dari Nabire sampai Merauke tidak mempunyai material pasir.
“Makanya, beberapa kali kita mengirim pasir tailing ke Merauke,” katanya.
Lanjut kata Harry, dengan adanya SK tiga menteri tersebut, Setiap tahun Freeport diminta harus mengeluarkan 200.000 ton tailing dengan beragam produk, dan harus melaporkan berapa banyak realisasi pemanfaatannya.
Salah satu cara menambah volume penggunaan dari 200.000 ton adalah, digunakan untuk penimbunan area bandara, landfarming di mile 21 maupun melayani pihak ketiga, termasuk memanfaatkan tailing untuk keperluan yang lain.
Ia mengatakan, awal mencetak batako dan paving block lebih diutamakan memenuhi kebutuhan internal perusahaan, guna perbaikan fasilitas di Kota Tembagapura. Namun karena penggunaannya terbatas, sementara materialnya banyak sehingga dikampanyekan agar pemanfaatnya bisa keluar agar digunakan untuk kepentingan sosial.
“Pelayananpun, Freeport khususkan pada kepentingan sosial, agar tidak mengganggu pengusaha batako dan paving block yang diproduksi oleh pelaku usaha di Timika,”pungkasnya.