Timika, APN – Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menggelar sertifikasi kompetisi bagi tenaga kerja bidang pariwisata.
Kegiatan dilaksanakan di venue panjat tebing, Mimika, Rabu (17/11/2021) yang bertujuan agar para peserta mengetahui dasar-dasar teknis panjat tebing, dan mengenal bagaimana standar pelaksanaan pendakian gunung yang baik dan tepat. Pelatihan dan sertifikasi akan dilaksanakan selama empat hari dan akan di tutup pada Sabtu mendatang.
“Pelatihan ini diikuti sebanyak 20 peserta yang terdiri dari 10 orang dari Dinas, dan 10 dari FPTI Mimika,” jelas ketua panitia Max Laisina.
Staff ahli Bupati Mimika Andi Ramli yang datang untuk memberikan sambutan mewakili Bupati mengatakan olahraga panjat tebing adalah salah satu olahraga berkelas internasional yang dipertandingkan di tingkat dunia.
“Panjat tebing bukan hanya mendaki gunung biasa karena harus melewati medan khusus atau dinding buatan, sehingga memacu adrenalin, memanjat pun dibutuhkan keterampilan tangan dan kaki untuk melewati medan yang disiapkan,” ujarnya.
Olahraga panjat tebing tergolong baru di Mimika karena kepengurusan baru terbentuk pada saat PON XX Papua, sehingga dirinya berharap dengan adanya pelatihan panjat tebing dapat meningkatkan kemapuan atlet panjat tebing di Mimika.
“Anak-anak muda di Mimika diharapkan dapat memanfaatkan sarana dan prasarana panjat tebing sehingga dapat berprestasi dan membanggakan nama Mimika di masa depan, saya berharap FPTI Mimika dapat bekerja dengan baik untuk menciptakan atlet muda berkualitas, sehingga bisa mengikuti kejuaraan daerah, nasional bahkan internasional,” tuturnya.
Sementara itu Ketua FPTI Cabang Mimika Muhammad Basar mengatakan adanya sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan merupakan bentuk kerjasama dengan Dinas terkait, pihanya berperan menyiapkan sumber daya manusia untuk kedepannya menjadi pendamping dalam program pariwisata Tour Cartenz.
“Endingnya arahnya kesana (pendamping pendakian Cartensz) maka dari itu kompetensi itu dimulai sejak dini, sambil menunggu situasi apakah pendakian bisa dilakukan atau tidak. Jadi kalau sudah bisa kami sudah siap sumber daya local Mimika untuk menemani turis yang mau naik ke Cartenz,” paparnya. (Aji)