Mimika, Antarpapua.com – Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa menghadiri pertemuan bersama Asosiasi Peternak Ayam Broiler Kabupaten Mimika Nusantara di Timika pada Rabu (23/7/2024). Dalam sambutannya, Gubernur mengajak seluruh peternak untuk menjadikan pertemuan ini sebagai momentum kebangkitan sektor peternakan di wilayah tersebut.
“Saya berharap pertemuan kita hari ini menjadi momentum untuk kebangkitan peternak, bukan hanya di Mimika, tetapi juga di seluruh wilayah Papua Tengah,” ujar Gubernur.
Gubernur mengungkapkan bahwa dirinya memiliki kedekatan emosional dengan dunia peternakan. Sebelum menempuh pendidikan di sekolah pilot, ia pernah kuliah di Fakultas Peternakan (GPS) dan mengambil jurusan Ilmu Produksi Ternak, meski tidak sampai selesai. “Makanya kalau bicara peternakan, saya merasa ini bagian dari hidup saya,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa kesuksesan tidak semata-mata datang dari bantuan pemerintah, tetapi lebih kepada kemauan dan tekad pribadi. “Pemerintah bisa bantu uang, bisa bantu peluang, tapi kalau tidak ada niat untuk sukses, maka semuanya akan sia-sia. Jangan hanya jadi orang yang menceritakan sukses orang lain, tapi kita sendiri tidak pernah berusaha untuk sukses,” pesannya.
Gubernur juga mendorong peternak agar tidak langsung berpikir besar, melainkan mulai dari skala kecil dengan konsistensi. “Mulai saja dari satu kandang, lalu tambah jadi dua, lalu tiga. Pelan-pelan, tapi terus bergerak. Saling dukung. Di sini bukan tidak bisa, tapi perlu niat dan perjuangan,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Gubernur sempat menyampaikan kisah pribadinya memiliki 50.000 ekor ayam petelur di Jayapura. Dari pengalamannya itu, ia menekankan pentingnya efisiensi dan kejujuran dalam menjalankan usaha peternakan.
Lebih lanjut, ia menyinggung soal program pemerintah yang telah diluncurkan, seperti SSH (Stabilisasi Suplai dan Harga), yang membutuhkan pasokan daging, telur, dan sayur dalam jumlah besar. Hal ini, katanya, bisa menjadi peluang besar bagi para peternak lokal.
“Kalau kita bisa penuhi kebutuhan lokal dulu, maka kita akan mengurangi ketergantungan dari luar. Pemerintah bisa bantu, tapi yang menjadi penggerak utama adalah bapak-ibu peternak sendiri,” tegas Gubernur.
Ia juga menekankan pentingnya tidak terlalu bergantung pada status sebagai orang asli Papua atau penerima otonomi khusus. “Kalau kita mau sukses, ya harus kerja keras. Harus korbankan waktu, tenaga, dan pikiran. Sukses itu bukan soal status, tapi soal usaha,” tutupnya. (Redaksi)
