Timika, Antarpapua.com – Harga beras yang melonjak tinggi membuat para usaha rumah makan di Timika Papua mengeluh. Karena mereka harus bertahan dengan harga beras yang naik, tanpa menaikkan harga jualan mereka karena takut pelanggan lari.
Pemilik Rumah Makan Padang Sepakat Timika, Jasman mengatakan bahwa harga beras yang naik sekarang tidak membuatnyabuntuk berhenti membeli beras yang biasanya dipakai untuk jualan, yaitu beras Raja Pandan yang berasal dari Makassar dan Buler Emas yang berasal dari Surabaya.
“Walaupun harga beras keduanya mahal, kami tetap membeli karena beras itu sangat bagus dan cocok dengan pelanggan kami yang sering membeli di sini,” katanya.
“Walaupun harga beras mahal kami tetap menggunakan beras raja pandan dan untuk menaikkan harga jualan, kami belum bisa karena takutnya pelanggan kami tidak mau lagi membeli di warung kami,” tandasnya.
Sedangkan untuk porsi nasi Padang yang dijual juga porsinya masih sama, dan masaknya sedikit saja kalo untuk nasi dan lauk pauknya. Sehingga jika nanti rumah makan sepi, makanannya pun juga tidak terbuang banyak,”ujarnya.
Ada juga rumah makan Padang Minang yang tepatnya di Jalan Budi Utomo, milik Solikhin. Dia mengatakan hal yang sama bahwa untuk harga beras yang mahal pihaknya tetap membeli.
“Beras yang kami pakai juga adalah beras raja pandan karena berasnya bagus dan baik untuk makanan Padang di sini. Kami tidak bisa menggantinya dengan beras yang lain dan tidak bisa menaikkan harga makanan yang kami jual. Takutnya pelanggan tidak mau membeli lagi di rumah makan kami,”ungkapnya.
“Semoga Pemkab Mimika ini bisa mencari solusi bagi kami para UMKM di Mimika ini walaupun harga beras naik, bisa menggantinya dengan harga sembako lainnya yang mungkin lebih murah,” imbuhnya.