Antarpapua.com – Setiap tanggal 17 Mei, dunia memperingati World Telecommunication and Information Society Day (WTISD) atau Hari Telekomunikasi dan Masyarakat Informasi Sedunia. Peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi momen reflektif untuk menyoroti pentingnya teknologi komunikasi dalam mempercepat kemajuan manusia dan pembangunan global.
Hari Telekomunikasi Sedunia ditetapkan pertama kali pada tahun 1969 oleh International Telecommunication Union (ITU), badan khusus PBB yang membidangi teknologi informasi dan komunikasi. Tanggal 17 Mei dipilih sebagai peringatan berdirinya ITU pada tahun 1865. Sejak tahun 2006, perayaan ini diperluas menjadi Hari Telekomunikasi dan Masyarakat Informasi Sedunia untuk menekankan peran teknologi dalam membentuk tatanan masyarakat digital modern.
Pada tahun 2025, ITU mengangkat tema “Inovasi Digital untuk Pembangunan Berkelanjutan” sebagai panggilan global untuk memanfaatkan kemajuan teknologi digital guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Tema ini mengajak semua pemangku kepentingan — pemerintah, pelaku industri, komunitas teknologi, hingga masyarakat umum — untuk bersinergi menciptakan solusi digital yang ramah lingkungan, inklusif, dan mampu menjawab tantangan sosial, ekonomi, dan iklim.
Tahun 2025 ditandai dengan percepatan adopsi kecerdasan buatan (AI), jaringan 5G, dan Internet of Things (IoT) di berbagai lini kehidupan. Inovasi-inovasi ini telah merevolusi cara manusia bekerja, belajar, dan berinteraksi, termasuk di sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi digital.
Di Indonesia, transformasi digital menjadi agenda prioritas nasional. Program percepatan jaringan internet ke pelosok desa, pembangunan infrastruktur digital, hingga pelatihan keterampilan digital menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menjembatani kesenjangan digital (digital divide).
Meski dunia semakin terhubung, masih ada jutaan orang yang belum menikmati akses internet yang layak. Di sinilah semangat Hari Telekomunikasi Sedunia mengingatkan bahwa inovasi harus inklusif. Teknologi bukan hanya untuk mereka yang mampu, tapi juga untuk mereka yang terpinggirkan.
Peringatan ini juga menjadi momentum untuk mendorong literasi digital, perlindungan data pribadi, serta penggunaan teknologi secara etis dan bertanggung jawab.
Hari Telekomunikasi Sedunia 2025 bukan sekadar memperingati sejarah, melainkan juga menatap masa depan. Masa depan yang ditopang oleh inovasi digital, namun tetap berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan.
Karena di era digital ini, koneksi bukan hanya soal sinyal — tetapi juga tentang empati, akses yang adil, dan masa depan bersama. (Liputan06.com/Antarpapua.com)