Timika, APN – Sejumlah petani dari kelompok tani Karya Makmur binaan Kampung Mawokauw Jaya meminta pemerintah untuk menghidupkan kembali Koperasi Unit Desa (KUD). Hal ini disebabkan mereka kesulitan untuk memasarkan hasil panen.
“Padahal hasil tani kita sejauh ini alhamdulillah baik. Hanya saja pada saat kita mau menjual, tidak ada pengepul yang datang untuk timbang. Terpaksa kita langsung jual ke pedagang pasar,” tandas Ketua Kelompok Tani Karya Makmur, Jasmiyati, saat ditemui pada Rabu (15/12/2022).
Jasmiyati mengatakan, harga nilai jual hasil tani yang ditentukan para pedagang di pasar justru kerap merosot bahkan menyebabkan kerugian bagi para petani.
Ungkapan yang sama juga turut dikemukakan Jhon, salahsatu anggota Kelompok Tani Karya Makmur. Menurutnya, perlu dihidupkan kembali koperasi unit desa (KUD) untuk menunjang penjualan hasil tani.
Jhon menjelaskan, dengan adanya KUD dapat menampung hasil panen para petani yang sering kali mendapat harga jual yang terjangkau di pasaran. Selain itu, petani akan lebih mudah dan tidak lagi bingung harus menjual hasil taninya kemana.
“Kalau dulu di tahun berapa itu kan masih hidup KUD-nya. Jadi, ketika di pasar itu kurang lancar, ada yang bisa mengimbangi dari KUD,” jelasnya.
Jhon menyebutkan, sebelumnya ada oknum-oknum yang datang dan mengaku sebagai pengepul yang kemudian memberi tawaran kerja sama. Kendati demikian, tidak ada proses tindak lanjut dari pertemuan tersebut.
“Kurang tahu itu mereka dari mana, tapi bilangnya nanti setiap panen mereka akan datang untuk timbang. Dan sampai detik ini tidak pernah muncul lagi sama sekali,” tandasnya.
Jhon mengaku, para petani sangat berharap pemerintah dapat menghidupkan kembali KUD agar usaha para petani tidak sia-sia.
“Kalau resmi dari pemerintah kan jelas. Ketika terjadi sesuatu yang kurang beres soal harga dan sebagainya, kita bisa lapor pimpinan,” pungkasnya.