Timika, Antarpapua.com – Melakukan hearing di Rumah Potong Hewan- Unggas (RPH-U) Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika, Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) melihat sudah ada kemajuan di Pasar Sentral Timika, Jumat (08/09/2023).
Kegiatan hearing yang dipimpin lajgsung oleh Wakil Ketua Komisi B, Mathius Uwe Yanengga, yang dampingi Sekretaris Komisi, Rizal Pata’dan dan anggota, diantaranya, Lexi David Linturan, Tanzil Azharie, Samuel Bunai, dan Karel Wijangge.
Wakil Ketua Komisi B, Mathius Uwe Yanengga berharap, fasilitas yang ada di RPH-U ini sudah bagus, harus dipergunakan dengan baik, agar manfaatnya bisa dirasakan oleh banyak orang.
“Jadi fasilitas yang sudah dibangun itu harus difungsikan dengan baik-baik, agar manfaatnya bisa dirasakan,” ujar Yanengga.
Kemudian, anggota komisi lainnya, Lexi David Linturan mengatakan, untuk RPH-U ini terlihat sudah ada kemajuan, yang mana sebelumnya pihaknya hanya melihat sarana yang disiapkan, tapi belum pernah diperlihatkan bahwa ayam yang sudah dipotong.
“Nah, ternyata ini sudah hubungan baik antara peternakan dengan asosiasi peternak di Timika, Pangan Sari dan PTFI, dan sudah bisa menghasilkan 50 ton perbulan siap diberikan pada asosiasi ayam. Sayangnya, karena persiapan asosiasi peternak di Timika belum begitu banyak, sehingga mereka baru bisa sampai 20 ton perbulan,”ungkap Lexi.
Jadi ini kata Lexi, menjadi suatu ransangan bagi asosiasi ayam untuk menyiapkan lebih banyak lagi.
Sementara itu, Kabid Keswan Kesehatan Kabupaten Mimika, drh Bakti Erma Surfarni mengatakan, kalau yang sudah dikerjakan kemarin-kemarin, rata-rata perhari kurang lebih pemotongan bisa sampai 1.300 ekor perhari. Tapi kapasitas dari tempat ini bisa sampai 2.000 ekor perhari.
“Dari 2.000 ekor itu, misalnya 1 ekor di atas 1 kilogram, maka jatuhnya kurang lebih satu hari mencapai 3 ton lebih. Cuman ini kan kita lagi perdana, jadi kemarin kita memotong itu perharinya baru mencapai 1.300 perhari. Tapi bisa ditingkatkan 2.000 ekor perhari, dan keterampilan pemotong sedang dalam proses,”ungkap Erma.
Tapi menurut Erma, lama-lama teman-teman pemotong/karyawan sudah mulai terampil, maka diharapkan dapat memaksimalkan tempat ini, sehingga dalam satu kali periode pemotongan itu bisa sampai 2.000 ekor.
” Sementara jumlah asosiasi peternak yang terdaftar saat ini sekitar 23 kelompok ternak, di antaranya, 5 dari OAP dan 18 non OAP,” ungkapnya.
Ia juga berharap para peternak tingkatkan semangat, karena ini adalah sebuah peluang usaha, yang bisa memperbaiki kehidupan.
“Dan, sampai sekarang kuotanya masih kurang. Targetnya 50 ton perbulan, dan sekarang belum sampai 50 ton perbulan,”katanya.