Timika, APN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, secara resmi meluncurkan program puskesmas kelilling udara. Dimana Pemkab Mimika menggunakan sebuah helicopter yang disulap menjadi puskesmas keliling.
Peluncuran Helikopter Pusling Udara ini tersebut dilakukan oleh Bupati Kabupaten Mimika, Papua Eltinus Omaleng di halaman Kantor Pusat Pemerintah Kabupaten Mimika, Senin (4/4/2022).
Puskesmas keliling udara tersebut akan melayani wilayah pesisir dan pegunungan untuk mengevakuasi masyarakat yang mengalami sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Heli tersebut juga digunakan untuk mengantar dan menjemput tenaga kesehatan yang bertugas.
Pemda Mimika bekerjasama dengan PT.Unitrade Persada Nusantara dalam penyewaan helikopter tersebut.
Bupati Mimika, Eltinus Omeleng disela kegiatan mengatakan masyarakat di area pesisir maupun pegunungan sangat membutuhkan kendaraan udara saat sakit.
“Salah satunya pakai helikopter atau pesawat sehingga kami harus kerjasama. terima kasih kepada Unitrade untuk pelayanan, pertahankan supaya layani semua keluarga disana,” ujarnya.
Anggaran kontrak helikopter tersebut menggunakan Dana Otonomi Khusus (otsus) senilai Rp 3 Miliyar.
Marsel menjelaskan ada tim reaksi cepat yang bekerja di luar puskesmas untuk siap melayani.
“Helikopter kita kontrak selama satu tahun, kita kontrak untuk antar petugas kalau pasien yang emergency tinggal kontak lalu dijemput,” kata Sekretaris Dinkes Mimika, Marselino Mameyao.
Direktur Utama PT. Unitrade Persada Nusantara, Igor Satya Graha Utama mengatakan peluncuran program adalah sejarah bagi Timika karena pertama mali melakukan pelayanan kesehatan udara.
“Ini terobosan luar biasa dari pemda. Bentuk kontraknya adalah kami sediakan helikopter dan fasilitas medis udara, dilengkapi dengan perlengkapan medis seperti tandu, seluruh peralatan (P3K) minimal pasien stabil selama evakuasi,” jelasnya.
Helikopter tersebut kata Igor berkapasitas 1,3 ton diatas permukaan laut dengan jumlah penumpang 13 orang.
“Jadi semakin tinggi terbangnya semakin sedikit bobot yang bisa dibawa, keuntungan heli kan bisa landing di area terbuka, itu istimewanya helikopter, jadi kita bisa mendarat praktis dimanapun,” kata Igor.
Igor juga menerangkan ada beberapa jenis penerbangan helikopter yang diteken pihaknya dengan pemda yakni program reguler seperti antar jemput tenaga kesehatan terjadwal, dan Irreguler flight untuk medical equipment dan evakuasi.
“Dalam kesehatan itu kan ada namanya golden time atau ketika ada trauma (darurat atau kecelakaan), kita punya 1 jam dari lokasi, kita akan jemput sampai mendapatkan pertolongan kesehatan yang layak. Paling jauh adalah Alama yang membutuhkan waktu 2 jam pulang pergi,” tutupnya.
Pada penerbangan pertamanya heli tersebut menuju ke Tsinga untuk mengantar tenaga kesehatan melaksanakan pelayanan. (Aji)