HET Migor Dicabut, Migor Subsidi Rp 14.000 “Hilang” di Mimika

Antar Papua
Ilustrasi penjualan minyak goreng di Mimika. (Foto: Sani/APN)

Timika, APN – Hari kedua pasca dicabutnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 06 Tahun 2022 tentang harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan, mendadak minyak goreng (migor) subsidi harga Rp 14.000 “hilang” dari peredaran di pasaran Mimika, Jumat (18/3/2022).

Menteri Perdagangan mengeluarkan Permendag Nomor 11 Tahun 2022 yang mencabut Permendang Nomor 06 pada Rabu (16/3/2022) malam.

Penelusuran antarpapuanews.com, hari pertama usai pencabutan HET minyak goreng, pada Kamis (17/3/2022) sore masih ditemukan toko yang menjual migor subsidi Rp 14.000. Pembeli dibatasi satu orang satu kemasan.

Namun, pada hari kedua, Jumat (18/3/2022), dari 10 toko yang didatangi antarpapuanews.com di seputaran Jalan Budi Utomo, Busiri, Serui Mekar, dan Yos Sudarso, tak ada satupun yang menjual migor subsidi.

Baca Juga |  KPK: Eltinus Omaleng Berkeinginan Membangun Gereja Kingmi Sebelum Jadi Bupati

“Stok minyak goreng subsidi di toko kita sudah habis. Kemarin (Kamis-17/3/2022) banyak yang beli,” kata Lina, salah satu penjaga toko di Serui Mekar.

Sedangkan di pusat perbelanjaan terbesar di Timika, Diana Shooping Center, minyak goreng subsidi sudah habis sebelum keluarnya Permendag Nomor 11 Tahun 2022.

“Permendag kan keluarnya Rabu malam. Sedangkan migor subsidi di kita habis terjual Minggu (13/3/2022). Hari Senin kita sudah tidak menjual migor subsidi,” ungkap Manajer Supermarket Diana Shooping Center, Merianti Patawaran.

Meri mengatakan, saat ini di Diana hanya menjual minyak goreng non subsidi dengan merk Bimoli dan Tropica. Tapi stok yang dimiliki tidak sebanyak dulu, karena saat ini suplier migor harus membagi rata suplainya ke toko-toko di Mimika.

Baca Juga |  Peringati Hari Buruh PTFI Ajak Pemkab dan Serikat Buruh Untuk Bersinergi Membangun Negeri

“Dulu displai minyak goreng kita bisa lebih dari satu rak. Padahal satu rak panjang 9 meter, bisa penuh minyak goreng berbagai macam merk. Sekarang tinggal sedikit saja, karena suplier tidak bisa menuruti seluruh permintaan kita,” ungkapnya.

Meri menambahkan, meskipun suplai berkurang, penjualan migor masih normal. Masyarakat tidak panik membeli minyak goreng, sehingga stok masih terjaga. Namun dirinya berharap, pemerintah bisa melakukan kontrol penjualan minyak goreng, sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News