Antarpapua.com – Honai atau onai merupakan rumah tradisional masyarakat Papua Pegunungan dan Papua Tengah khususnya suku Dani. Rumah Honai ini tidak dapat ditemukan di seluruh Papua. Hanya dapat ditemui pada suku Dani tepatnya di lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Rumah honai berbentuk bulat sederhana dengan pintu kecil dan tidak dilengkapi jendela.
Rumah Honai ini terinspirasi dari pengamatan suku Dani terhadap Burung-burung yang mengumpulkan ranting kayu dan rerumputan kering yang kemudian dibentuk bulat sebagai sarang. Dari pengamatan itulah suku Dani terinspirasi membuat Honai untuk mereka berlindung.
Tak hanya itu, uniknya rumah tradisional ini adalah merupakan rumah adat yang ditempati oleh laki-laki.
Ciri Khas Rumah Honai
Rumah ini memiliki ciri khas yaitu berbentuk dasar lingkaran dengan rangka kayu dan beratap kerucut yang terbuat dari jerami. Tinggi rumahnya hanya mencapai 2,5 meter. Uniknya, semua bahannya berasal dari kayu dan jerami atau ilalang.
Rumah Honai tidak memiliki jendela dan hanya ada satu pintu. Hal ini bertujuan untuk melindungi dari suhu dingin, mengingat suhu di sana bisa mencapai 10-15 derajat celcius pada waktu malam.
Sementara bentuk rumah dengan atap menutup hingga ke bawah ini ternyata bertujuan untuk melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak terkena air hujan. Sekaligus dapat meredam hawa dingin agar tidak masuk ke dalam rumah.
Satu rumah honai memiliki 2 lantai, menariknya, meskipun mungil di dalam rumah ada dua lantai dengan fungsi yang berbeda. Dimana pada lantai bawah biasa digunakan untuk tidur, sedangkan lantai atas digunakan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari seperti makan, bersantai dan membuat kerajinan. Pada lantai bawah, dibagian tengah terdapat hipere yaitu tempat api unggun yang dipergunakan untuk memasak atau sekadar menghangatkan tubuh.
Fungsi dan filosofi
Selain berfungsi sebagai hunian, rumah honai memiliki beberapa fungsi dan filosofi tersendiri. Pertama, rumah honai berfungsi sebagi tempat menyimpan peralatan perang dan peralatan warisan leluhur. Selain itu di rumah honai juga para anak lelaki diajarkan tentang strategi perang. Kedua, rumah honai dijadikan tempat untuk menyimpan umbi-umbian dan hasil ladang. Terdapat pula honai yang didirikan khusus untuk pengasapan mumi.
Ada pun filosofi yang terkandung dari rumah honai yaitu, mengajarkan nilai persatuaan dan kesatuan yang tinggi antar sesama suku serta mempertahankan warisan budaya yang diwariskan para leluhur serta mengajarkan nilai kerja sama dalam mengerjakan pekerjaan dimana antar sesama harus sehati, sepikir dan satu tujuan. Hal tersebut tercermin dari awal pendirian rumah honai. Dimana orang yang akan membuat rumah honai akan memanggil keluarga untuk membantu membuat runah honai kemudian makan bersama. (*)