Ibadah Syukur Johannes Rettob Usai Bebas Dari Jeratan Hukum Dipimpin 18 Pastor di Keuskupan Timika

Antar Papua
Tampak suasana ibadah di Gereja Katredal Tiga Raja, Minggu (22/10/2023). Foto: Istimewa

Timika, Antarpapua.com– Sebanyak 18 pastor di wilayah Keuskupan Timika memimpin ibadah atau misa syukur, dalam rangka mendoakan bebasnya Johanes Rettob pasca dibebaskan oleh PN Tipikor Jayapura, terkait dugaan korupsi pesawat dan helikopter milik Pemkab Mimika.

Ibadah syukur tersebut dilaksanakan di Gereja Katedral Tiga Raja, Timika, Papua Tengah pada Minggu (22/10/2023) sekitar pukul 17:00 WIT, dihadiri oleh ratusan umat baik di dalam gereja maupun di pelataran gereja.

Dalam khotbahnya, Pastor Paroki Katedral Tiga Raja, Amandus Rahadat, Pr mengatakan, kemarin semua umat Katolik di seluruh dunia merayakan minggu misi.

“Minggu misi ini artinya kita semua diutus untuk mewartakan nilai-nilai Injil yakni nilai keadilan, kebenaran dan kejujuran,” Amandus Rahadat, Pr kepada Antarpapua.com.

Sesuai dengan bacaan Injil Matius 22:15-2 mengatakan, berikan kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah.

Kutipan Injil ini mengingatkan umat Allah agar selalu waspada terhadap gerakan lawan, mencoba memasang jerat untuk menangkap setiap orang dianggap sebagai musuh.

“Hari ini Johannes Rettob dan keluarga menjalani misa syukur setelah mengahadapi cobaan panjang, tetapi pada akhirnya jerat yang dipasang terlepas juga. Kita harus mengucapkan terimakasih kepada Tuhan untuk berkat penyertaan-Mu,” kata Amandus.

Dikatakan Amandus, sesuai fakta bahwa, jerat dipasang musuh ada di mana-mana bahkan semua orang pernah mengalaminya begitupun provokator.

Fakta lain juga mengatakan, kebenaran bisa diperjual belikan, begitupun keadilan bisa menjadi objek dagang.

Dikatakan juga dalam Injil bahwa, Yesus masuk dalam kondisi sulit di mana orang Farisi mengutus sesorang bertemu Yesus dan mengajukan pertanyaan provokasi, pertanyaan jeratan.

Kemudian berkaitan dengan tuduhan kepada Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob, hanya ada satu pesan bahwa, dalam melaksanakan tugas, misi sebagai orang Katolik tidak boleh mencari musuh, karena Yesus tidak pernah mencari musuh seperti dalam melaksanakan tugas misioner.

“Kamu tidak cari musuh, tapi kalau musuh datang dengan tujuan menjerat anda seperti yang dilakukan orang Farisi terhadap Yesus, hadapi dengan bijaksana,” kata Amandus.

Dikatakan, tuduhan korupsi sengaja dipakai musuh untuk menjerat Johannes Rettob sehingga kini gereja memiliki kepedulian besar, bukan karena sosok Johannes Rettob sebagai orang Katolik tapi gereja melihat nilai kebenaran, keadilan dan kejujuran.

“Gereja akan berjuang bersama orang-orang benar. Kalau Johannes memiliki kebenaran dan keadilan, gereja tidak bisa diam. Kami harus bicara,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Johannes Rettob menyebut dirinya memiliki beban di hati dan luar biasa sebagai penasehat dewan paroki, sebagai akolit, atas tuduhan korupsi yang ditujukan kepadanya.

“Saya sebenarnya malu tetapi Tuhan telah membuktikan lewat hakim pengadilan, bahwa saya tidak bersalah. Terima kasih untuk para pastor dan bapak ibu sekalian karena telah mendoakan saya selama ini,” singkatnya.

Di akhir ibadah 18 pastor se-Keuskupan Timika mengurapi dan memberkati Johannes Rettob dan Nyonya Susi Herawati Rettob.

(Penulis : Acel | Editor : Sianturi)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News