Timika, APN – Puskesmas Timika mencatat kasus penyakit Ispa selama tahun 2020 berjumlah 4.852 kasus, sedangkan untuk pneumonia sendiri pada balita tercatat hanya 26 kasus atau cakupannya masih dibawa 20 persen.
Kepala Puskesmas Timika, dr. Moses Untung kepada APN menyampaikan, mengapa pneumonia dikatakan masih rendah, karena pendekatan penanganan balita yang sakit dengan metode simpedes baru dilaksanakan efektif sampai bulan september 2020 sehingga capaiannya masih sedikit,” jelas dr. Moses Untung di ruang kerjanya, Senin (15/2).
Dikatakan dr. Moses Untung, pihaknya akan terus usahakan agar tahun 2021 ini lebih efektif karena semua balita yang berkunjung ke Puskesmas itu sudah ditangani dengan pendekatan MTBS, sehingga proses pemeriksaannya secara menyeluruh, mulai dari kepala sampai ujung kaki.
Banyak hal yang mempengaruhi meningkatnya penyakit ISPA itu sendiri, lanjut dr. Moses, pertama adalah karena faktor lingkungan yang tidak mendukung seperti karena banyaknya debu, kurangnya cahaya karena rumah tinggal yang ventilasinya kurang, sehingga bisa meningkatkan kasus ISPA.
Kedua juga, kata dr. Moses adalah pola hidup atau kurang diperhatikannya kondisi diri pribadi seperti istirahatnya kurang, kurang kebersihan diri, itu juga bisa menjadi penyebab dan semakin menambah meningkatnya kasus ISPA di wilayah Kota Timika ini.
Kepala Puskesmas Timika itu juga mengakui bahwa untuk tahun 2020, secara garis besar kasus ISPA menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena dibuktikan oleh jumlah pengunjung di tahun ini yang sangat berkurang. Prosentasi penyakit ISPA ini meningkat, prediksi dr. Moses, mungkin juga ada hubungannya dengan kejadian Covid-19 sehingga sangat berkurang sekali pasien yang berkunjung ke Puskesmas. (Anis-cr02)