Timika, Antarpapua.com – Para jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Ebenhaezer Timika mengadakan kegiatan jalan salib dalam rangka menyongsong Paskah.
Pdt Dina Veronika mengatakan rangkaian acara ini diatur, ditata dan dikoordinir oleh panitia hari besar gerejawi, dan tahun ini mempercayakan Rayon Yordan sebagai pelaksana.
Kata Pdt Dina, melalui jalan salib ini, semua orang Kristen yang turut menyaksikan dapat menghayati pengorbanan Yesus.
“Perarakan salib, pawai obor, sebenarnya itu bukan hanya sekedar seremonial, tetapi kita harus memaknai dan lebih percaya Yesus menderita di kayu salib adalah untuk menyelamatkan orang percaya,” jawabnya saat diwawancarai di pelataran Gereja Ebenhaezer, Senin (25/03/2024).
Dalam rangkaian ini, salah satu yang mengundang emosi jemaat adalah saat diperlihatkan bagaimana Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olok Yesus. Jemaat terlihat menitikkan air mata, dan terbawa dengan suasana kisah penyaliban Yesus.
Noldi Mangisus, pemeran Herodes dalam kegiatan tersebut turut berkomentar betapa beratnya dia menerima peran itu. Bagaimanapun dia sangat membenci Herodes, tapi harus tetap memerankannya sebaik mungkin, untuk menunjukkan kepada jemaat betapa kejinya seorang Herodes.
“Memerankan Herodes itu memang berat. Saat ditunjuk, saya sempat berpikir karena Herodes ini, kan peran antagonis. Saya harus tunjukkan kepada jemaat bahwa inilah peran Herodes dalam kisah sengsara Yesus. Saya berharap, dengan menyaksikannya jemaat semakin mengalami pertumbuhan iman, dan menyadari keselamatan yang telah dilakukan Yesus,” tuturnya.
Lain halnya dengan Onny, seorang pemuda yang memerankan Yesus, dia merasa sangat senang, walaupun ada rasa beban dalam menjalankan peran itu. Di mana dia merasa tidak layak dengan sempurnanya sikap Yesus, menahan siksaan selama perjalanan; ditampar, dipukul, diludahi, diolok-olok dan diarak-arak oleh prajurit hingga mati di kayu salib.
“Wah, apa yang dialami Yesus tidak akan ada yang sanggup menjalaninya di dunia nyata. Tetapi dengan ketidaksempurnaan saya, saya tetap melakukannya. Karena ini sebagai bentuk pelayanan juga, mengingatkan jemaat bahwa inilah yang telah dialami Yesus untuk menyelamatkan manusia,” katanya.
Dia juga berharap, kegiatan jalan salib ini semakin banyak orang khususnya pemuda-pemuda gereja yang merenungkan makna pengorbanan Yesus, lalu hidup dalam pertobatan dan jadi berkat bagi banyak orang.
Adapun jalan salib ini dimulai dari Gereja Ebenhaezer menuju Jalan Ahmad Yani, lalu memutar ke Babussalam dan kembali ke Gereja Ebenhaezer. Selama rangkaian ada 14 perhentian, sesuai peristiwa-peristiwa yang dialami Yesus.