Timika, APN – Kepala Dinas Pendidikan Jeni O Usmany meminta kepada orang tua untuk selalu memantau perkembangan anak terutama dalam pembelajaran.
Ia mengingatkan kepada orang tua untuk selalu mengawasi pembelajaran yang dilakukan selama masa pandemi. Dirinya pun meminta apabila orang tua merasa pembelajaran tidak efektif baiknya langsung melaporkan ke Dinas Pendidikan.
“Jangan komplain di media (Koran, WhatsApp, Facebook) karena kami tidak tahu dan tidak bisa dipakai sebagai acuan untuk kita mengoreksi orang atau sekolah,” ungkapnya saat ditemu di Kantor Bappeda Mimika, Jumat (8/1).

Ia kembali menegaskan, misal orang tua komplain langsung ke Dinas Pendidikan, apa yang kurang dari satu sekolah, pihak Dinas Pendidikan bisa menyarankan guru di sekolah tersebut untuk rubah model pembelajarannya.
“Tapi selama ini kan tidak ada yang komplain,” ujarnya.
Jeni melanjutkan, sejatinya peran guru tidak dapat digantikan oleh teknologi. tetapi hal tersebut tidak dapat dihindarkan karena adanya situasi pandemi yang terjadi.
Bahkan menurut Jeni, pembelajaran menggunakan sistem online tidak selalu efektif. Karena kata Jeni, pembelajaran harus ada timbal balik (Feedback), dimana saat guru menjelaskan harus ada respon siswa sehingga guru juga bisa mengetahui kemampuan siswanya.
“Jadi apapun itu disini saya mau bilang bahwa peranan guru tidak bisa digantikan oleh teknologi,” tegasnya.
Jeni menambahkan, teknologi hanya dapat diterapkan dalam hal pendukung pengajaran. Namun pendidikan dan pengajaran tidak bisa dipisahkan yang artinya kata Jeni menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan tetapi juga menanamkan nilai-nilai, maka harus ada komunikasi (langsung secara verbal) guru dengan anak.
“Kalau ada yang bilang keberadaan guru bisa digantikan oleh teknologi itu berarti dia tidak paham dengan pendidikan,” ujarnya.
Dijelaskan, pembelajaran akan berhasil kalau guru bisa mengukur daya serap siswa sehingga sangat perlu ada timbal balik (Feedback) antara guru dan siswa dalam sistem pembelajaran.
“Misalnya ujian, dalam online tidak bisa dijamin bahwa anak mengerjakan tugas modelnya seperti apa,” ungkapnya.
Dirinya juga mengakui bahwa pembelajaran online tidak sepenuhnya berhasil membuat anak paham tentang pembelajaran yang diberikan guru. Hanya saja dalam situasi Covid-19 ini, cara itu menjadi salah satu yang bisa dilakukan.
Memang, kata Jeni di Timika ada Google Classroom namun dirinya tetap menyarankan pemberian tugas secara manual.
“Karena anak itu pasti dia baca, kerja lalu kembalikan, gurunya pasti kontrol, otomatis kalau dia baca, pasti dia ingat satu dua kata. Tetapi kalau google mungkin dia absen lalu dia pergi ke tempat lain dan dibiarkan aplikasi itu aktif,” paparnya.
Sehingga pemberian tugas secara manual menurutnya masih efektif karena disiapkan materinya. Meski ada beberapa sekolah khususnya swasta yang tidak menggunakan pola manual.
“Sebenarnya pola itu harus dikasih pilihan. Karena anak itu dengan cara dia membaca lalu menjawab dia kan tulis, jadi kalau saya lebih ke tidak menyarankan online sebenarnya,” katanya. (Aji-cr01)