Kadistrik Hoya: Distrik Hoya Butuh Lapter

Advertisements
Advertisements
Advertisements
Advertisements

Timika, APN – Distrik Hoya mengusulkan Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika untuk kembali melanjutkan pembangunan Lapangan Terbang yang tertunda.

Kepala Distrik Hoya, Karel Kum mengatakan hanya ada dua alternatif jalan bagi masyarakat di wilayah pedalaman Kabupaten Mimika-Provinsi Papua, yakni transportasi udara dan laut menuju Timika.

Biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit untuk bisa mencapai ibu Kota Kabupaten Mimika (Timika),  Karel mengaku biaya yang dikeluarkan untuk sekali terbang menuju Kota menggunakan coper (Helikopter) mencapai Rp. 80 Juta.

Kepala Distrik Hoya, Karel Kum

“Kami di sana tidak ada transportasi lain untuk bisa pulang-pergi ke pedalaman atau pergi ke kota. Kalau mau turun ke kota, biasa saya dengan kepala kampung lain sumbang-sumbang bayar coper untuk bisa ke kota. Satu kali terbang kami bayar Rp. 70-80 Juta kalau pulang balik berarti Rp.100 juta lebih,” paparnya saat ditemui usai kegiatan sosialisasi YPMAK yang digelar di Jalan Agimuga, Mile 32, Selasa (27/4/2021).

Karel juga menyebut terkadang pihaknya menggunakan dana operasional Distrik dan kampung untuk membayar helikopter.

Baca Juga |  PLN UP3 Timika Uji Peralatan Pendukung PON XX Papua

Namun hal tersebut seolah tak terhindarkan, karena kata Karel hal itu harus dilakukan untuk bisa mengurus administrasi dan persoalan lain soal pemerintahan.

“Kita biasa mau turun atau naik itu tidak menentu tergantung kebutuhan atau keperluan. Kita juga bisa gunakan jalan darat tetapi itu butuh waktu mencapai 3-4 hari bahkan lebih untuk bisa sampai di Distrik terdekat,” ungkapnya.

Kendala tersebut akhirnya membuat sebagian besar pegawai Distrik Hoya yang merupakan harus tetap di tempat, saat ini berdasarkan data, kata Karel, jumlah pegawai Distrik Hoya sebanyak 12 orang.

“Ada yang biasa saya bawa untuk turun naik (Kota-Pedalaman) tetapi itu hanya mereka yang di bagian tertentu untuk mengurus administrasi,” imbuhnya.

Menurut Karel, saat ini masyarakat Hoya sangat membutuhkan adanya lapangan terbang (Lapter) sehingga bisa menjadi alternatif alat transportasi bersubsidi, bagi masyarakat di pedalaman.

“Lapter sebenarnya sudah dibangun Pemkab Mimika melalui Dinas teknis tetapi belum terselesaikan. Mereka kerja batas tahun 2018, dan baru sekitar 70 persen pengerjaan, sampai sekarang belum ada rencana untuk pengerjaan lanjutan, alat berat juga masih ada disana,” terangnya.

Guna mempercepat realisasi kebutuhan tersebut, pembangunan lanjutan Lapter di Hoya telah pun telah diusulkan dalam Musrenbang Distrik Hoya tahun 2022.

“Musrenbang kemarin kami sudah usulkan 40 kegiatan dengan kegiatan prioritasnya adalah pembangunan lanjutan Lapangan Terbang,” tuturnya.

Ia juga mengaku telah melakukan koordinasi dengan dengan Pemerintah Kabupaten terkait kelanjutan pekerjaan Lapter tersebut, tetapi karena ada kegiatan nasional yang harus dilaksanakan oleh Pemkab tahun ini, pembangunan lanjutan lapter pun masih menjadi pertimbangan.

Baca Juga |  Pemutakhiran Mandiri Data ASN, Diharapkan Bantu Pemkab Mimika Lakukan Validasi ASN

Pihaknya juga menyiapkan alternatif lain apabila usulan tersebut enggan terealisasi yakni dengan melanjutkan pembangunan menggunakan dana operasional kampung yang ada di Hoya.

“Saya bersama kepala 6 kepala kampung di Hoya sepakat untuk beberapa kegiatan atau pembangunan di Hoya dialihkan untuk pembangunan lapter, dan ini sudah menjadi kesepakatan kami, karena memang kami sangat butuh lapter disana,” pungkasnya. (Aji-Cr01)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News