Ke Arena Tifa 2023, Jangan Lupa Mampir di Lapak-lapak Bazar ini

Antar Papua

Timika, APN – Dalam suatu event yang mengangkat budaya dan adat istiadat suatu daerah terutama dalam gelaran festival kebudayaan, tentunya tak lepas dari bazar dan juga pameran budaya. Seperti halnya yang ditemui dalam event Timika Inside Festival of Art (TIFA) 2023 ini.

Event yang diawali dengan karnaval budaya ini, turut menampilkan berbagai bazar dan pameran budaya dari berbagai daerah. Yang tentunya juga didominasi oleh budaya lokal yakni Papua, khususnya dari dua suku asli di Kabupaten Mimika, yakni Amungme dan Kamoro.

Meskipun demikian, event yang juga mengangkat karakteristik budaya Nusantara ini, juga menonjolkan sejumlah budaya dari beberapa daerah lainnya seperti beberapa daerah di Maluku hingga Sulawesi. Panitia juga tidak menutup mata bagi beberapa daerah di Papua lainnya, yang ikut berpartisipasi seperti Wamena dan Biak.

Nah, bagi para pecinta seni ataupun kuliner dapat mengunjungi beberapa lapak bazar dan pameran budaya berikut ini.

Yang pertama ada lapak bazar milik Sanggar Nomaanamo. Lapak milik Sanggar Nomaanamo ini menyediakan anyaman berbahan baku sapu lidi, kemudian dianyam menjadi berbagai jenis peralatan rumah tangga, mulai dari mangkok, piring makan hingga beberapa kebutuhan lainnya.

Selain itu, ada juga berbagai macam jenis manik-manik alam yang dalam bahasa suku Kamoro dinamakan Kamuri (manik-manik), mulai dari kalung hingga gelang, dan mahkota kepala. Ada juga sagu mentah dan pinang.

Polonia Moyauw, pemilik sanggar Nomaanamo mengaku sangat antusias dengan adanya kegiatan tersebut. Apalagi, ia juga mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam event budaya itu. Tentunya, hasil karya miliknya dapat ditampilkan dalam ajang tahunan tersebut.

Baca Juga |  Mimika Kota Hujan yang Tak Kenal Musim

“Selama ini mama juga punya sanggar, bekerja dalam begini anak juga bisa maju, kenapa mama ini punya negeri mama tidak bisa maju. Maka harus bikin lebih maju lagi. Dari itu mungkin sodara-sodara mama bisa lihat, kenapa ibu ini bisa kita tidak bisa (sebagai motivasi),” kata Polonia kepada APN saat ditemui, Jum’at (26/5/2023).

Semua hasil karya milik Polonia, dijual dengan harga yang variatif yang tentunya tidak menguras banyak dari isi dompet.

Kemudian, satu lapak lainnya milik dua mama-mama pengrajin noken yang berjualan di Pasar Sentral Timika. Di lapak itu, ada noken yang dirajut dengan menggunakan daun tikar.

Hasil kerajinan yang ditampilkan dua mama-mama ini adalah noken dan baju adat. Satu dari dua orang mana-mana itu mengatakan, baju adat yang dirajut itu umumnya digunakan khusus untuk kedukaan.

Katanya, apabila ada suami yang meninggal, maka sang istri akan dikenakan hingga 40 harinya keluarga yang meninggal. Pakaian adat ini dinamakan paita (pakaian adat), sedangkan noken dinamakan Etae.

“Kalau baju adat ini kalau macam suami meninggal, mama pakai ini, keluarga, semua pakai pakaian adat ini, sampai selesai 40 malam baru anak mantu lepas,” kata Mama Peka Imuaro.

Berikut, ada stand dari Fangnanan Evav milik Nona Rettob, wanita asal Kepulauan Kei, Maluku Tenggara yang menampilkan berbagai macam kuliner khas kepulauan Kei (Evav).

Di sana, ada Embal bubuhuk yang berbahan baku singkong beracun dan diolah dengan sedemikian rupa hingga dapat dikonsumsi. Juga ada embal bunga, pisang goreng embal, hingga kerajinan tangan berbahan pasir laut dan kerang dari Kepulauan Kei, yang disulap menjadi kotak tisu berbentuk persegi panjang.

Baca Juga |  Jadi Satu-satunya Perwakilan Papua Tengah, Tifa 2023 Diharapkan Terus Berbenah

Nona mengaku tertarik dengan adanya event tersebut. Dengan kesempatan ini ia dapat menampilkan berbagai macam kerajinan tangan dari kepulauan Kei, untuk dikenal luas di Papua.

“Mudah-mudahan event-event berikut kita diundang lagi untuk ikut acara ini biar tambah lagi kerajinan-kerajinan dari kepulauan Kei yang belum kita pamerkan untuk masyarakat Mimika,” ujar Nona.

Selanjutnya, ada juga lapak lainnya yang menjual beragam keranjang Wamena berbahan rotan. Hasil kerajinan mama-mama asli wamena ini diterbangkan langsung dari Wamena, dan dipasarkan dalam TIFA 2023 di Mimika.

“Ini murni kita bantu konek dengan orang-orang lokal kita bantu jual karya-karya mereka,” kata Cornelia, yang memasarkan hasil kerajinan mama-mama Wamena tersebut.

Hasil kerajinan ini diantaranya ada baki, keranjang berukuran jumbo, mangkok, piring makan dan item-item lainnya yang dapat difungsikan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga. Semua item ini dijual dengan harga yang berbeda, mulai Rp 50 ribu, Rp 100 ribu bahkan lebih.

Itulah beberapa stand yang dapat ditemui pengunjung saat menghadiri event Timika Inside Festival of Art (TIFA) 2023 di pelataran Graha Eme Neme Yauware.

Selain beberapa opsi di atas, ada juga stand-stand lainnya yang tidak kalah menariknya, yang tentu berpotensi menarik perhatian pengunjung.

TIFA 2023 telah resmi dibuka pada Kamis, 25 Mei 2023 (sore) oleh PTFI, Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika dan Dinas Pariwisata Provinsi Papua.

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News