Timika, APN – Melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) di Kota Tua Kokonao, Distrik Mimika Barat, rombongan Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mimika terima sejumlah keluhan, mulai dari air bersih hingga penerangan harus 24 jam.
Di hadapan rombongan Komisi C, Kepala Distrik Mimika Barat, CH. Warinussy tak menyia – nyiakan kesempatan untuk menyampaikan sejumlah keluhan. Di antaranya, kebutuhan air bersih, infrastruktur (jalan, jembatan), kekurangan rumah dinas untuk peagawai distrik, kekurangan guru, tidak ada tenaga dokter di puskesmas, rumah medis, fasilitas sekolah, sering terjadinya banjir akibat pendangkalan sungai hingga tempat tinggal anggota TNI-Polri yang tidak layak huni (rusak), dan usulan penerangan, kalau bisa harus 24 jam, Senin (5/6/2023).
“Banyak kekurangan kami di sini (Distrik Mimika Barat), dan keluhan-keluhan ini, ketika diusulkan dalam Musrenbag, banyak yang tidak diakomodir. Namun ada beberapa usulan yang akan dijawab pada tahun ini berupa, pengerjaan jalan teling, air bersih, jembatan akses ke sekolah, rumah tenaga medis dan fasilitas sekolah,”jelasnya.
“Sementara jumlah pegawai distrik sebanyak 34 orang, diantaranya 24 ASN, dan 10 orang tenaga honorer. Dari 34 orang ini, ada yang tinggal di Timika karena kekurangan rumah dinas,” katanya.
Selain itu, Kadistrik Mimika Barat, Warinussy menambahkan bahwa luas wilayah Distrik Mimika Barat sebesar 2.914 Km persegi, yang mencakupi 7 kampung, dengan jumlah penduduk sebanyak 686 Kepala Keluarga, dan jumlah jiwa sebanyak 2.605 orang.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Mimika, Aloisius Paerong mengatakan, kunjungan komisi Kokonao sesuai dengan mitra dari masing-masing komisi.
“Sesuai dengan mitra kami masing-masing, tentunya kami tidak keluar dari bidang kami. Seperti pendidikan, kesehatan, Infrasruktur, tenaga kerja, perhubungan, ini yang menjadi objek kunjungan kami,” ungkapnya.
Lanjutnya, kehadiran komiai berjumlah 8 orang dari latar belakang partai yang berbeda, namun tujuan sama.
Ia mengatakan, sejak turun dari Pelabuhan Atapo Kokonao banyak hal yang dilihat. Seperti air, jalan, jembatan menuju sekolah, sangat memperihatikan.
“Saya harapkan kadistrik bisa sampaikan persoalan secara detail pada kami. Sehingga aspirasi dapat diperjuangkan. Apalagi Kokonao ini adalah cikal-bakal dari Mimika sehingga bisa diperhatikan pemda ke depan,”ungkapnya.
Sekretaris Komisi C, Saleh Alhamid mengatakan, selain mendengarkan keluhan dari Kadistrik, pihaknya juga langsung mengunjungi beberapa tempat seperti sekolah, puskesmas agar mendengar langsung keluhan atau aspirasi dari guru dan nakes.
Kemudian, Saleh berharap, untuk tenaga dokter di Puskesmas Kokonao itu harus orang asli papua (OAP), sehingga betah di tempat tugas.
“Pemerintah juga perlu perhatikan rumah dinas atau tempat tinggal aparat TNI-Polri yang rusak, ini juga harus menjadi perhatian kita bersama,” tandasnya.
Kemudian, Leonardus Kocu mempertanyakan kebijakan anggaran seperti apa untuk distrik, ini persoalan bukan di distrik tapi di pemerintah daerah.
“Kita ada 18 distrik, tapi pembangunan hanya distrik di kota, tapi di pesisir dan pedalaman sepertinya dianaktirikan. Berapa sih anggaran yang masuk di sini?, dengan harapan agar program-program prioriatas untuk APBD 2024 perlu dikawal bersama,” tegas Leo Kocu.
Selanjutnya, Herman Gafur menyoroti banyak ruangan kantor distrik diisi dengan mebeler, seperti meja, brankas, sehingga para pegawai nanti duduk dimana. Dan juga menyarankan bersama pemerintah distrik untuk melihat secara langsung di lapangan.
Kemudian, Yulian Solossa mengatakan, Kokonao sebagai ibu kota saja sudah pembangunan sangat memprihatinkan seperti begini. Bagaimana dengan kampung-kampung, apalagi di pedalamaan.
Selanjutnya, Mariunus Tandiseno mengatakan, banyak hal yang perlu benahi, seperti jalan jembatan.
“Harapan saya, setiap kali musrenbang, perlu libatkan anggota dewan, sehingga perlu dikawal dan dorong untuk perhatikan oleh pemerintah,”pesannya.
Mariunus juga menyarankan agar pemerintah distrik perlu menganggarkan pemeliharaan gedung kantor distrik, dan anggaran distrik juga perlu dinaikkan, karena distrik bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Kemudian, Sasiel Abugau mengungkapkan bahwa dirinya sangat sedih melihat pembangunan yang di wilayah pelosok Papua, seperti di pesisir dan pedalaman.
“Saya orang gunung, saya punya tempat juga kampung seperti di sini, tapi beginikah cara pemerintah memperhatikan masyarakat Papua?. Ini adalah kelemahan dari pemerintah yang tidak serius perhatikan, dengan kondisi seperti ini, jujur saya sampai nangis-nangis di jalan tadi,”serunya.
Selain itu, Den B Hagabal juga menyarankan pada pemerintah distrik perlu libatkan dewan pada musrenbang, sehingga apa yang diusulkan itu dikawal oleh dewan sampai pembahasan anggaran.
Hadir pada kunjungan Komisi C DPRD tersebut, langsung dihadiri oleh Ketua Komisi C, Aloisius Paerong, Sekertaris Komisi, Saleh Alhamid, dan Anggota Komisi yakni, Leonardus Kocu, Herman Gafur, Yulian Solossa, Mariunus Tandiseno, Den B Hagabal, dan Sasiel Abugau, Staf DPRD Mimika, dan Kepala Distrik Mimika Barat, CH. Warinussy bersama staf, Babinsa Koramil 01 Kokonao, Hendrik Renya, dan perwakilan dari Polsek Distrik Mimika Barat, Bripka Anton Waukateyau.