Timika, Antarpapua.com – Ketua Komnas HAM RI Perwakilan Papua, Frits B. Ramandey menyebut sebagian hak masyarakat Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah terabaikan pasca-pembunuhan Pilot Helikopter Intan Angngkasa, Glen Malcolm Conning dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Hal tersebut diungkapkan Frits B. Ramandey saat menghadiri konfrensi pers di Posko Satgas Damai Cartenz, Mile 32, Rabu (14/8/2024).
Frits mengatakan, Komnas HAM punya mandat melakukan pemantauan terhadap berbagai peristiwa kemanusian di Papua termasuk pembunuhan Glen Malcolm Conning dilakukan KKB.
“Kami telah mengumpulkan berbagai informasi dan pemantauan soal pembunuhan polot. Kami telah melihat barang bukti hasil olah TKP dan mendengarkan penjelasan Satgas Damai Cartenz dan Polres Mimika tentang perkembangan penanganan,” kata Frits kepada Antarpapua.com
Frits memastikan bahwa peristiwa ini tidak berhenti dan tetap berjalan dan kini telah dilalui berbagai tahap untuk penanganan kasus pilot bule asal Selandia Baru ini.
“Saksi sudah ditemui dan pihak PT Intan Angkasa Air Service yang mempekerjakan pilot guna melakukan pendalaman terhadap kejadian ini. Ada Dinamika apa di Alama dan kinerja otoritas sipil Pemda Mimika,” katanya.
Lanjutnya, masyarakat sipil kini tidak bisa mendapatkan pelayanan publik padahal itu hak mereka. Ini yang Komnas HAM mamastikan hal ini.
“Kami juga memastikan bahwa motiv KKB melakukan hal ini atas dasar apa karena itu menjadi penting apalagi kekejaman di lakukan KKB itu sasarannya ke warga asal Selandia Baru mulai dari penembakan di Kuala Kencana, penyanderaan pilot, dan kini membunuh pilot,” ujarnya.
Menurutnya peristiwa sama dialami warga Selandia Baru di mana dua meninggal dunia dan satu masih disandera oleh KKB di Nduga.
“Ini menjadi isu internasional. Pemerintah Indonesia harus respon dan memastikan bahwa motif pelaku itu sebenarnya apa melakukan hal tersebut,” katanya.
Lanjutnya, dari berbagai keterangan dirinya meyakinkan dalam beberapa waktu kedepan akan ada video beredar dari kelompok KKB.
“Tradisi mereka itu langsung mengumumkan jika melakukan perbuatan membunuh orang. Saksi lapangan ada yang buat rekaman dan diumumian melalui jubir,” jelasnya.
Ia menyebut, perusahan memperkerjakan warga negara asing harus diberi pembatasan agar tidak terbang ke daerah merah atau rawan konflik.
“Wilayah Alama termasuk rawan karena itu lintasan KKB yang selama ini terjadi. Kami sangat menyayangkan otoritas penerbangan melakukan aktivitas di wilayah itu,” tegasnya.
Pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap saksi dan menyatakan betul dilkukan penembakan tersebut.
“Para tenaga kesehatan dan guru merupakan pelayan publik dan Pemda Mimika harusnya mengambil sikap,” katanya.
Ia menyebut, jenazah pilot di Selandia Baru belum di makamkan karena hari ini baru dilakukan otopsi .
“Besok pemakaman dan pihak Selandia Baru akan kirim link prosesi pemakaman. Ini tanggungjawab negara bahwa kasus ini ada penegakan hukumnya,” pungkasnya. (Acel)