Timika, Antarpapua.com – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), PT Freeport Indonesia (PTFI), dan United States Agency for International Development (USAID) resmi meluncurkan program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI)-Papua pada Jumat (13/9/2024).
Program ini bertujuan mempercepat penurunan stunting serta meningkatkan status gizi anak di tiga kabupaten di dua provinsi, yaitu Kabupaten Mimika dan Kabupaten Nabire di Papua Tengah, serta Kabupaten Asmat di Papua Selatan.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, dr. Maria E. Sumiwi, MPH, menjelaskan bahwa PASTI-Papua sejalan dengan tujuan pembangunan nasional, yakni mewujudkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing. “Upaya promotif dan preventif menjadi landasan pencegahan stunting baru di Indonesia, termasuk melalui perubahan perilaku masyarakat. Semoga PASTI-Papua mampu mewujudkan koordinasi lintas sektor untuk percepatan penurunan stunting di Papua,” ujarnya.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Provinsi Papua Tengah memiliki angka prevalensi stunting sebesar 39,4 persen dengan 46.128 kasus, sementara Papua Selatan memiliki prevalensi stunting sebesar 25 persen dengan 33.304 kasus. Angka ini masih jauh dari target Pemerintah Republik Indonesia yang mematok prevalensi stunting nasional sebesar 14 persen pada 2024.
Anak yang mengalami stunting berisiko mengalami gangguan perkembangan otak, yang dapat berdampak pada penurunan kemampuan kognitif dan produktivitas di masa depan. Percepatan penurunan stunting di Papua menghadapi tantangan, seperti minimnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, pemantauan anak di Posyandu, serta penerapan pola makan bergizi dari pangan lokal.
Direktur USAID Indonesia, Jeff Cohen, mengungkapkan bahwa Pemerintah Amerika Serikat senang bisa bekerja sama dengan PTFI dalam mendukung upaya Indonesia mencegah stunting di Provinsi Papua Tengah dan Papua Selatan. “Melalui kemitraan dengan masyarakat lokal, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan lainnya, kami akan mengembangkan solusi berkelanjutan untuk mengatasi akar masalah stunting,” kata Jeff.
Sementara itu, Director, Executive Vice President Sustainable Development PTFI, Claus Wamafma, menyatakan bahwa Freeport Indonesia berkomitmen meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah operasinya, salah satunya melalui investasi dalam program kesehatan. “Kami berharap, melalui program PASTI-Papua yang terpadu dan gotong royong semua pihak, upaya percepatan penurunan stunting dan peningkatan status gizi anak dapat terealisasi, sehingga kesehatan masyarakat Papua terlindungi,” ujarnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Mimika, Petrus Yumte, menekankan pentingnya intervensi penurunan stunting yang terintegrasi dengan pendekatan holistik serta melibatkan banyak pihak dan sektor. “Pemerintah daerah berkomitmen menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024. Dengan adanya PASTI-Papua, diharapkan strategi perubahan perilaku, seperti promosi pemberian ASI dan penerapan pola makan sehat yang sesuai dengan konteks lokal, bisa dilakukan secara efektif,” katanya.
PASTI-Papua akan berfokus pada tiga pendekatan utama. Pertama, intervensi komunikasi perubahan perilaku sosial yang melibatkan tokoh masyarakat. Kedua, peningkatan kualitas pelayanan Puskesmas dengan mengintegrasikan pelayanan kesehatan primer yang komprehensif dan preventif bagi ibu, anak, dan remaja. Ketiga, penguatan kapasitas kelembagaan dan tata kelola kolaboratif antara pemangku kepentingan untuk mewujudkan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN-PASTI) di tingkat lokal hingga penguatan mitra setempat.
Program ini akan dilaksanakan oleh Wahana Visi Indonesia, yang dalam acara peluncuran diwakili oleh Direktur Nasional, Angelina Theodora.
Program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI)-Papua adalah kemitraan antara Kementerian Kesehatan RI, USAID, dan PT Freeport Indonesia. Program ini bertujuan mempercepat penurunan stunting dan meningkatkan status gizi di Kabupaten Mimika, Nabire, dan Asmat hingga tahun 2026. (*/Benten)