Timika, Antarpapua.com – Masyarakat adat di Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah yang tergabung dalam Karukunan Keluarga Besar Murib Kulla, meminta kepada pemerintah agar jalan di area Mile 28 hingga Mile 32 dinamakan Jalan Pendeta (Pdt) Abdiel Tinal (Almarhum), serta membangun tugu permanen.
Upaya ini dilakukan masyarakat adat setempat sebagai wujud penghormatan sekaligus penghargaan terhadap jasa-jasa Almarhum, Pdt. Abdiel Tinal, yang juga merupakan salahsatu tokoh berpengaruh di Kabupaten Mimika.
Dalam sebuah acara yang digelar di Distrik Kwamki Narama, Sabtu (07/10/2023), masyarakat setempat menyampaikan aspirasi tersebut dalam kegiatan yang diberi nama “Penyampaian Aspirasi Pemberian Nama Jalan dan Tugu di Area 28-32, Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika”.
Kegiatan ini berlangsung khidmat di kediaman Almarhum Pdt. Abdiel Tinal, Distrik Kwamki Narama, serta dihadiri jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Sekretaris Daerah Kabupaten Mimika, Robert Mayaut, Anggota DPRD dan Anggota DPRP Provinsi Papua Tengah, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh agama, dan tokoh intelektual lainnya di Distrik Kwamki Narama.
Ketua Panitia, Farden A. Murib, SIP MSi kepada Antarpapua.com menjelaskan, Almarhum Pdt Abdiel Tinal merupakan sosok yang sangat berpengaruh bagi masyarakat adat, terutama masyarakat Suku Amungme dan beberapa suku kerabat lainnya.
Kata Farden, almarhum juga pernah menduduki kursi wakil rakyat di lingkup DPRD Kabupaten Mimika. Oleh karena itu, ada 3 poin aspirasi yang didorong kepada pemerintah dan DPRD Kabupaten Mimika untuk segera ditindaklanjuti.
“Kami usul 3 poin ini kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku,” ungkap Farden.
“Ini fakta sejarah, beliau pelaku sejarah Almarhum ini. Nanti sudah ada penetapan dari DPRD dan pemerintah, baru kami akan duduk bicarakan lagi,” tambahnya.
Sebagai tokoh intelektual di Distrik Kwamki Narama, Farden juga berharap agar upaya ini dapat dijadikan, sebagai atensi oleh pemerintah daerah dan juga para wakil rakyat.
Sementara itu, lebih rinci dijelaskan Farden, Pdt. Abdiel Tinal adalah seorang tokoh Penginjilan, perintis dan Tokoh Pembangunan bagi masyarakat tujuh suku di Kabupaten Mimika.
Almarhum merupakan sosok yang memberikan kontribusi dan sumbangsih pembangunan, baik pembangunan pada aspek penginjilan maupun pembangunan sumber daya manusia (SDM), serta pembangunan fisik lainnya yang patut diapresiasi oleh seluruh masyarakat yang mendiami Tanah Amungsa di Bumi Kamoro tercinta.
Sejak Almarhum Pdt Abdiel Tinal lahir pada tahun 1960 dan tamat Sekolah Teologi Pertama (STP) di Kebo, Paniai Tahun 1969, ia memiliki sebuah misi penginjilan untuk menyebarkan injil ke seluruh pelosok pegunungan, sesuai dengan mandat dari Donn Gibbons sebagai missionaris CMA bagi suku Damal.
Karena berpegang teguh pada perintah dan mandat dari Misionaris CMA, Almarhum Pdt Abdiel Tinal setelah menjadi Penerjemah Alkitab di Kunga Ilaga bersama Jhon Elembeger selaku misionaris Ilaga. Ia juga sangat antusias menyebarkan injil di daerah Amungsa (Tembagapura), serta mengabdi pada Departement Development Relation pada PT. Freeport Indonesia, demi membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul di wilayah itu.
Di samping dedikasinya pada PT. Freeport Indonesia, ia juga memiliki pengaruh dan hubungan yang baik di antara para pimpinan PTFI, dan para tokoh Amungme atas pengabdian dan jasa-jasanya. Sehingga dengan alasan kemajuan sumber daya manusia (SDM) dan pembangunan fisik lainnya karena faktor wilayah/geografis yang tidak memadai, PT. Freeport Indonesia mengambil sebuah keputusan atau kebijakan strategis, untuk memindahkan masyarakat yang mendiami areal PT FI ke Kabupaten Mimika.
Peran pengorbanan dan perjuangan serta jasa-jasa daripada Alm. Pdt. Abdiel Tinal untuk memobilisasi masyakarakat Tujuh Suku (7), yang mendiami Tembagapura untuk membuka dan memasuki tempat baru, yaitu Kabupaten Mimika merupakan suatu terobosan dan strategi yang jitu. Yang mana, setelah membuka Kabupaten Mimika, karier beliau juga berpindah dari pengabdiannya pada PT. Freeport Indonesia menjadi Anggota DPRD, dan sebagai ketua klasis serta aktif dalam beberapa lembaga pemersatu dan pembangunan sosial lainnya di Kabupaten Mimika.