Antarpapua.com – Self harm adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang untuk menyakiti atau melukai dirinya sendiri. Perilaku ini digolongkan sebagai penyakit kejiwaan dan membutuhkan penanganan yang tepat. Beberapa contoh tindakan yang bisa dinyatakan sebagai self harm, seperti mencabut rambut atau membenturkan kepala ke dinding dengan kesadaran penuh.
Apa itu Self Harm?
Self harm adalah tindakan seseorang berupa menyakiti atau bahkan melukai dirinya sendiri. Biasanya, self harm dilakukan oleh seseorang menggunakan benda tajam maupun tumpul yang berada di sekitarnya.
Selain itu, self harm juga bisa berupa menyakiti dirinya sendiri secara langsung, seperti menjambak rambut, memukul diri sendiri, dan lain sebagainya.
Perilaku self harm ini dilakukan secara sengaja atas kesadaran penderitanya dan bertujuan untuk mendapatkan kepuasan pribadi.
Self harm adalah perilaku yang berkaitan dengan masalah kejiwaan. Jika terjadi cukup parah, perilaku self harm bahkan dapat mengancam nyawa orang tersebut.
Karena cenderung membahayakan, self harm adalah perilaku yang perlu ditangani secara tepat dengan bantuan profesional.
Macam-Macam Self Harm
Tindakan self harm dikategorikan menjadi 3 macam berdasarkan tingkat keparahannya. Adapun penjelasan dari macam-macam self harm adalah sebagai berikut:
1. Major self mutilation
Tingkatan self harm paling parah dan dilakukan dengan melukai dirinya yang bahkan bisa mengancam nyawa. Contoh major self mutilation yaitu memotong jari, mencungkil bola mata, dan lain sebagainya. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh penderita gangguan mental psikosis.
2. Stereotypic self injury
Stereotypic self injury merupakan tindakan self harm yang dilakukan secara berulang-ulang namun tingkat keparahannya tidak seintens major self mutilation. Umumnya, penderita kelainan mental autisme akan melakukan self harm jenis ini. Contoh stereotypic self injury adalah memukul anggota tubuh atau membenturkan kepalanya ke tembok berulang kali.
3. Superficial self mutilation
Jenis self harm berikutnya yaitu superficial self mutilation dengan tingkat keparahan cenderung lebih ringan dibandingkan jenis lainnya. Walau begitu, superficial self mutilation yang cenderung ringan ini tetap jangan diabaikan.
Tindakan superficial self mutilation biasanya berupa menyayat kulit menggunakan benda tajam, menarik rambut sekuat tenaga, dan lain sebagainya.
Penyebab Self Harm
Self harm adalah perilaku menyakiti diri sendiri yang disebabkan oleh beberapa hal. Hal yang dapat menyebabkan seseorang melakukan self harm di antaranya:
Memiliki trauma akan peristiwa tertentu di masa lalu. Dari kondisi tersebut, self harm bagi seseorang yang melakukannya akan dianggap sebagai cara untuk melupakan kejadian traumatis tersebut.
Memiliki gangguan mental tertentu, seperti depresi, psikosis, autisme, dan lain sebagainya.
Merasa tertekan dan memendam perasaan negatif dalam kurun waktu yang lama. Misalnya, tekanan yang muncul dari masalah keluarga akan menimbulkan perasaan negatif pada seseorang. Pada kondisi ini, penderita self harm cenderung melukai dirinya sendiri untuk meluapkan emosi atau perasaan negatifnya.
Tidak dapat mengekspresikan dirinya dengan baik yang berujung stres dan depresi.
Cara Mengatasi Self Harm
Karena umumnya dilakukan untuk melepaskan emosi terpendam, cara mengatasi self harm adalah dengan mengalihkan perhatian mereka ke hal-hal positif. Contohnya, bila penderita memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri, segeralah mengalihkan keinginan tersebut dengan berolahraga untuk melepas emosi.
Selain itu, olahraga juga dapat membantu memperbaiki suasana hati yang sedang tidak baik-baik saja. Memang, menghentikan self harm dengan cara yang satu ini terkesan sedikit sulit, terlebih jika penderitanya sudah terbiasa menyakiti diri sendiri.
Untuk mendapatkan penanganan self harm yang tepat, penderita sebaiknya berdiskusi dengan Psikiatri di Siloam Hospitals terdekat. Melakukan konsultasi dapat membantu mengenali pemicu awal self harm sekaligus cara yang tepat untuk mengatasinya, yang bisa melalui beberapa terapi tertentu. Selain itu, dengan berkonsultasi, penderita dapat lebih mengenal diri sendiri dan bisa meluapkan emosi negatif.
Jika Anda berhalangan untuk datang ke rumah sakit, Anda dapat memanfaatkan layanan Telekonsultasi yang memungkinkan Anda untuk berkonsultasi secara virtual dengan dokter sekaligus mendapatkan resep obat-obatan tanpa harus keluar rumah. Namun, jika diresepkan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan dan antipsikotik, pasien perlu mengambilnya secara langsung atau self pick up.
(*siloamhospitals.com/Antarpapua.com)