Timika, APN – Atlet Terbang Layang Papua, Andri Abdul Rohman menjadi penyumbang medali emas pertama Papua dari cabang olahraga dirgantara tersebut, Minggu (26/9/2021).
Andri atau yang lebih dikenal dengan nama “Ablay” di kalangan teman-teman cabor terbang layang lahir Subang, 8 April 1991.
Pria berusia 30 tahun tersebut mulai bergabung di Kontingen Papua saat perhelatan PON Jabar Tahun 2016.
Kepiawaian Andri menerbangkan pesawat layang, sudah didapatnya sejak duduk dibangku SMK Penerbangan Angkasa, Kalijati Tahun 2007, kemudian dilanjutkan dengan mengikuti pendidikan di pusat Terla Lanud Suryadarma Kalijati.
“Waktu itu ada ekstra kurikuler untuk bisa ikut kelas terbang layang, akhirnya saya bisa bergabung dan saya bisa berdiri disini sekarang,” ucapnya saat ditemui di Bandara Baru Mozes Kilangin, Mimika, Minggu (26/9/2021).
Ia bercerita, hampir tidak dapat melanjutkan pendidikan karena mengalami kecelakaan motor sehingga tidak bisa berangkat ke Solo, tetapi karena tekad yang kuat hanya dalam waktu seminggu ia sembuh dan berangkat hingga lulus dengan predikat baik.
Tawaran untuk mengikuti Kejurnas pertama yang diterima oleh Andri adalah sebagai perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) pada kualifikasi PON Kaltim Tahun 2008, setelah itu tawaran lain kembali datang pada saat perhelatan PON Riau Tahun 2012 untuk mewakili Banten, tetapi sayang Andri tidak lolos.
“Awal karir saya di terbang layan dimulai waktu ada tawaran untuk bergabung di Sulut untuk Kejuaraan Nasional (Kerjunas) pra kualifikasi 2007,” ucapnya.
Pria yang akan menimang anak ketiga ini
mengatakan pelatihnya Paul Graham Mnusfer adalah orang yang berjasa mengajaknya untuk bergabung dengan kontingen Papua di tahun 2015 lalu.
“Beliau adalah sosok yang sangat penting dalam hidup saya, sudah seperti orang tua saya sendiri. Pak Paul yang selalu memberikan motivasi buat saya,” katanya.
Prestasi Andri saat menjadi perwakilan Papua cukup mentereng, ditahun yang sama saat bergabung Andri mengikuti kualifikasi PON Jabar Tahun 2016 dan berhasil lolos dinomor pertandingan precision landing, tetapi gagal meraih medali karena finish di urutan ke-5. Kemudian di PON Kejurnas 2017 Andri meraih 2 medali perunggu.
“Dari situlah saya termotivasi untuk bisa lebih giat berlatih agar saya bisa berprestasi di terbang layang” lanjutnya.
PON XX nampaknya memang menjadi ajang pembuktian anak pasangan Ade Supriatna dan Alm Ayati tersebut karena berhasil mendapatkan emas.
“Sejak awal saya sudah janji dengan pelatih saya, saya bilang om saya akan buktikan saya akan sumbang emas untuk Tanah Papua yang saya cintai, kemudian hari Rabu besok saya akan mendapatkan anak ketiga. Ini anugerah terindah dalam hidup saya yang tidak akan pernah saya lupakan,” tutupnya. (Aji/humasPPM)