Antarpapua.com – Keunikan budaya Papua tidak hanya terletak pada pakain adatnya. Rumah adat asli Papua juga memiliki keunikan tersendiri. Rumah adat Papua memiliki keunikan yang sangat mudah untuk dikenali. Terbuat dari bahan-bahan alam, keberadaan rumah ini tidak dikhawatirkan merusak keseimbangan alam. Justru sebaliknya, rumah adat Papua pada umumnya ramah lingkungan. Keasrian dan kealamian rumah adat daerah paling timur Indonesia tersebut memberikan kesan tradisional yang menentramkan.
Rumah adat Papua ternyata bukan hanya rumah Honai yang sering kita lihat. Ada beberapa jenis lainnya yang perlu kita kenali termasuk Rumah Adat Ebei.
Rumah Ebei
Rumah Ebei memiliki bentuk yang sama dengan rumah Honai. Satu hal mendasar yang membedakannya adalah siapa yang menempatinya. Rumah Ebei ditempati oleh para perempuan dewasa. Namun demikian, anak laki-laki yang belum beranjak dewasa diperbolehkan tinggal di rumah ini untuk beberapa saat. Setelah mereka dewasa, mereka diharuskan pindah ke rumah Honai.
Kata Ebei terdiri dari dua kata, yakni Ebe dan Ai. Ebe artinya tubuh dan Ai berarti perempuan. Secara Bahasa, rumah Ebei berarti tubuh perempuan. Maksudnya adalah perempuan merupakan tubuh kehidupan bagi setiap orang sebelum dilahirkan di dunia.
Di rumah ini, perempuan yang beranjak dewasa dan siap menikah akan diajari berbagai macam hal agar siap menjadi istri sekaligus ibu yang baik. Di rumah ini juga, para wanita Papua melakukan berbagai macam aktivitas seperti membuat kerajinan tangan, memasak, menjahit, dan lain-lain.
Rumah ini memiliki beberapa filosofi penting bagi masyarakat Papua. Rumah Ebei yang berbentuk lingkaran seakan menandakan bahwa suku Dani (yang mendirikan rumah Ebei dan Honai) memiliki persatuan dan kesatuan yang solid. Kesolidan persatuan dan kesatuan di antara mereka menjadikan mereka sehati dan memiliki satu pemikiran yang sama-sama dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Tak hanya itu, rumah ini merupakan sebuah symbol bagi suku Dani untuk menunjukkan harkat dan martabat mereka. (*)